Kompas TV internasional kompas dunia

Hamas Ungkap Alasan Serangan Besar-besaran ke Israel: Ini Perang Melawan Penjajah

Kompas.tv - 7 Oktober 2023, 18:45 WIB
hamas-ungkap-alasan-serangan-besar-besaran-ke-israel-ini-perang-melawan-penjajah
Polisi Israel mengevakuasi seorang perempuan dan seorang anak dari lokasi terdampak serangan roket Hamas di Ashkelon, selatan Israel, Sabtu (7/10/2023). (Sumber: Tsafrir Abayov/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Organisasi Hamas meluncurkan serangan besar-besaran mengejutkan ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi waktu setempat. Hamas menembakkan sekitar 2.500 roket dari Jalur Gaza dan menginfiltrasi perbatasan Israel lewat darat, laut, dan udara.

Hingga berita ini diturunkan, pertempuran masih berlangsung di sejumlah titik di Israel. Militer Israel pun dilaporkan telah mengirim serangan balasan ke sejumlah daerah di Jalur Gaza.

Serangan ini bertepatan dengan hari raya Simchat Torah yang diperingati umat Yahudi pada Sabtu (7/10) hingga Minggu (8/10). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung menyatakan perang lawan Hamas dan menjanjikan pembalasan usai diserang.

Baca Juga: Kerusuhan Kembali Pecah di Tepi Barat, 4 Orang Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel

Serangan Hamas mengejutkan berbagai pihak karena dilakukan tiba-tiba dan dalam skala besar. Serangan ini dinilai sebagai pertunjukan kekuatan Hamas di tengah maraknya operasi Israel di Tepi Barat beberapa bulan belakangan.

Juru bicara Hamas, Khaled Qadomi menyebut terdapat beberapa alasan mengapa pihaknya meluncurkan serangan tiba-tiba ke Israel. Ia menyebut operasi militer ini merespons berbagai kekejaman yang dialami masyarakat Palestina selama berdekade-dekade.

"Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman-kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, terhadap tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua ini adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini," kata Khaled Qadomi kepada Al Jazeera, Sabtu (7/10).

Qadomi menyebut tentara dan warga Israel yang tertangkap akan dijadikan "tawanan perang". Menurutnya, pemukim Israel di daerah pendudukan adalah penjajah seturut hukum internasional.

"Mereka bukan sandera, meraka adalah tawanan perang. Jadi, situasinya hari ini adalah perang melawan penjajah," kata Qadomi.


Sebelumnya, pemimpin sayap militer Hamas, Muhammad Deif menyatakan bahwa pihaknya memulai "Operasi Badai Al-Aqsa" untuk menyerbu Israel. Deif pun menyerukan kepada warga Palestina untuk bergabung dalam serangan.

"Cukup, sudah cukup. Hari ini rakyat meraih kembali revolusi mereka," kata Deif dalam pesan audio yang dikutip Associated Press.

Baca Juga: Bahas Normalisasi dengan Saudi, Israel Ejek Presiden Palestina 'Cuma Wali Kota'

 



Sumber : Kompas TV/Al Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x