Kompas TV internasional kompas dunia

Kesaksian Mengerikan saat Rumah Sakit di Gaza Dibom Israel, 471 Orang Tewas: Kami Kira di Sini Aman

Kompas.tv - 19 Oktober 2023, 07:56 WIB
kesaksian-mengerikan-saat-rumah-sakit-di-gaza-dibom-israel-471-orang-tewas-kami-kira-di-sini-aman
Jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam rumah sakit al-Ahli Arab terlihat berkumpul di halaman depan rumah sakit al-Shifa, di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah, Selasa, 17 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Abed Khaled)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

GAZA, KOMPAS.TV - Sebanyak 471 orang tewas setelah sebuah rumah sakit di Gaza dibom Israel.

Rumah sakit Al-Ahli Arab dibom oleh Israel di Gaza, Selasa (17/10/2023).

Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan pengeboman tersebut dilakukan Israel lewat serangan udara.

Namun, negara Zionis itu berkilah bahwa ledakan itu disebabkan peluncuran roket yang gagal dari kelompok Jihad Islam Palestina.

Baca Juga: Israel akan Izinkan Mesir Kirim Sejumlah Bantuan ke Gaza

Kondisi rumah sakit Al-Ahli sendiri saat ini mengenaskan dengan sejumlah matras berlumuran darah terkumpul di halaman rumah sakit. Bangunan di sekitarnya juga rusak, dan bopeng akibat pecahan peluru.

Namun, tak ada lobang besar yang terlihat.

Seorang saksi mata, dan juga warga Palestina yang berlindung di rumah sakit mengungkapkan kengerian saat ledakan itu terjadi.

“Kami meninggalkan rumah untuk datang ke sini. Kami pikir tempat ini aka naman, tapi kemudian dibom,” ujar perempuan yang selamat dari ledakan tersebut dikutip dari BBC, Kamis (19/10/2023).

Dokter mengatakan kebanyakan korban adalah beberapa ribu warga sipil yang mengungsi ke rumah sakit sejak Jumat (13/10/2023).

Mereka lari ke sana setelah militer Israel mengatakan kepada warga sipil untuk evakuasi ke utara Gaza, karena mereka akan mulai melakukan serangan ke Hamas.

Salah satu saksi mengatakan mereka sedang duduk di tanah ketika ada ledakan. Ia mengatakan orang-orang dari Gaza langsung menuju lokasi untuk membantu.

Mereka mengumpulkan jasad dan mulai mengevakuasi orang-orang yang cedera. Mereka yang cedera serius langsung dibawa dengan motor ke rumah sakit Shifa, yang berjarak 3 km.

Sedangkan yang luka-luka sedikit menuju rumah sakit tersebut dengan jalan kaki.

Baca Juga: Biden Tegaskan Dukungan kepada Israel: Selama Amerika Serikat Berdiri, Kalian Tidak Sendirian

Saksi lainnya mengatakan ia mendengar sesuatu sebelum ledakan, tapi tidak tahu apa itu.

Ia mengatakan dirinya kembali ke rumah sakit karena tidak ada opsi lain.


“Ke mana kami akan pergi? Apakah kami akan pergi seperti pada 1948?” ujarnya merujuk pada perang Arab-Israel yang pertama.

Ketika itu ratusan ribu warga Palestina dipaksa pergi dari rumah mereka.




Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x