Kompas TV internasional kompas dunia

Anak Gaza Mulai Tulis Identitas dan Gelang Pengenal agar Dikenali bila Tewas Dibunuh Serangan Israel

Kompas.tv - 25 Oktober 2023, 22:45 WIB
anak-gaza-mulai-tulis-identitas-dan-gelang-pengenal-agar-dikenali-bila-tewas-dibunuh-serangan-israel
Mulai banyak warga Palestina menggunakan gelang tanda pengenal, serta menuliskan identitas dengan spidol di berbagai bagian tubuh, dengan harapan dapat menemukan atau ditemukan orang yang mereka cintai jika mereka tewas dibunuh Israel. (Sumber: TRT World)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

GAZA, KOMPAS.TV - Mulai banyak warga Palestina menggunakan gelang tanda pengenal, serta menuliskan identitas dengan spidol di berbagai bagian tubuh. Mereka berharap dapat menemukan atau ditemukan orang yang mereka cintai jika kelak mereka tewas dibunuh Israel. 

Pasalnya, dengan begitu banyaknya jenazah, warga Palestina di Gaza mengubur mereka yang tidak dikenal dalam kuburan massal dengan nomor identitas sebagai gantinya.

Seperti diketahui, Israel meluncurkan serangan udara setelah kelompok militan Hamas menyerang kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober, menyebabkan kematian 1.400 orang Israel dan penyanderaan lebih dari 200 warga Israel.

Berbagai cara dan upaya juga dilakukan demi mengurangi risiko tewas terbunuh dalam serangan Israel, termasuk berpisah dengan keluarga.

Keluarga El-Daba misalnya. Ali El-Daba, 40 tahun, mengatakan ia kerap melihat jenazah warga sipil Palestina yang hancur tercerai-berai oleh bom Israel dan tidak dapat dikenali.

Ali memutuskan untuk memisahkan keluarganya agar tidak semuanya tewas dalam satu serangan. Istrinya, Lina, 42 tahun, tinggal bersama dua anak laki-laki dan dua anak perempuan mereka di Kota Gaza di utara, sedangkan dia pindah ke Khan Younis di selatan bersama tiga anak lainnya.

Ali mengatakan mereka bersiap untuk yang terburuk. Ia membeli gelang tali biru untuk anggota keluarganya dan mengikatnya di kedua pergelangan tangan.

"Jika terjadi sesuatu," katanya, "dengan cara ini saya akan mengenali mereka."

Melansir Straits Times, Rabu (25/10/2023), keluarga Palestina lainnya juga mulai membeli atau membuat gelang untuk anak-anak mereka atau menuliskan nama mereka di lengan mereka.

Baca Juga: Gedung Putih Sebut Korban Sipil akan Terus Berjatuhan di Palestina: Ini Perang, Berdarah dan Kacau

Mulai banyak warga Palestina menggunakan gelang tanda pengenal, serta menuliskan identitas dengan spidol di berbagai bagian tubuh, dengan harapan dapat menemukan atau ditemukan orang yang mereka cintai jika mereka tewas dibunuh Israel. (Sumber: Straits Times)

Pemakaman Massal Korban Pembunuhan Israel

Pemakaman massal telah disahkan oleh para ulama muslim setempat. Sebelum pemakaman, petugas medis menyimpan foto dan sampel darah jenazah serta memberikan nomor identifikasi.

Militer Israel meminta penduduk untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza, salah satu daerah paling padat penduduk di dunia, dan menuju selatan karena dianggap lebih aman. Namun, serangan udara tetap terjadi di seluruh enklave yang dikuasai Hamas.

Juru bicara militer Israel mengatakan, "Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendorong penduduk di utara Jalur Gaza untuk memindahkan diri ke selatan dan tidak tinggal di dekat target Hamas di dalam Kota Gaza."

"Namun pada akhirnya, Hamas memang sudah bercampur di antara penduduk sipil di seluruh Jalur Gaza. Jadi, di mana pun target Hamas muncul, IDF akan menghujaninya untuk menggagalkan kemampuan kelompok tersebut, sambil mengambil langkah-langkah yang memungkinkan untuk mengurangi kerusakan pada warga sipil yang tidak terlibat," ujar juru bicara militer Israel tersebut.


Militer Israel meningkatkan serangan udara di selatan Gaza semalaman setelah satu dari hari-hari paling mematikan bagi warga Palestina sejak tanggal 7 Oktober.

Pemimpin dunia mendesak penghentian pertempuran untuk memungkinkan bantuan masuk ke enklave yang terkepung, yang kekurangan air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Sebanyak 756 warga Palestina, termasuk 344 anak-anak, tewas dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu. Mereka mengatakan setidaknya 6.546 warga Palestina telah tewas akibat bombardemen Israel sejak tanggal 7 Oktober, termasuk 2.704 anak-anak.

 

 




Sumber : Straits Times / TRT World


BERITA LAINNYA



Close Ads x