Kompas TV internasional kompas dunia

Kisah Ketangguhan Anak-Anak Gaza: Lantunkan Al-Qur'an sampai Menjerit saat Dioperasi tanpa Anestesi

Kompas.tv - 10 November 2023, 23:05 WIB
kisah-ketangguhan-anak-anak-gaza-lantunkan-al-qur-an-sampai-menjerit-saat-dioperasi-tanpa-anestesi
Seorang anak empat tahun yang terluka akibat serangan udara Israel dirawat di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Deir Al-Balah, Jalur Gaza, Rabu (1/11/2023). Serangan brutal Israel di Gaza sudah membunuh 10.790 warga per hari Kamis (9/11/2023), lebih dari 4.400 diantaranya anak-anak. Ribuan anak harus dioperasi tanpa anestesi agar tetap hidup. (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

GAZA, KOMPAS.TV - Seorang gadis kecil menangis kesakitan sambil berteriak, "Ummi, Ummi" ketika seorang perawat menjahit luka terbuka di kepalanya tanpa menggunakan anestesi atau bius medis, karena saat itu anestesi tidak tersedia di Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza.

Adegan itu adalah salah satu momen terburuk seorang perawat bernama Abu Emad Hassanein saat menggambarkan perjuangan menangani lonjakan luar biasa korban serangan brutal Israel dan kondisi kekurangan obat penghilang rasa sakit sejak perang di Gaza dimulai sebulan yang lalu.

"Terkadang kami memberikan beberapa kapas steril (untuk digigit) untuk mengurangi rasa sakit," kata Hassanein seperti laporan Straits Times, Jumat (10/11/2023).

"Kami tahu rasa sakit yang mereka rasakan lebih dari yang dapat dibayangkan siapa pun, di luar dari apa yang bisa ditahan oleh seseorang seumur mereka," katanya, merujuk kepada anak-anak seperti gadis dengan luka di kepala.

Tiba di Al Shifa untuk mengganti perban dan menerapkan disinfektan pada luka di punggungnya akibat serangan udara, bocah bernama Nemer Abu Thair mengatakan, saat luka tersebut dijahit pertama kali, ia tidak diberi obat penghilang rasa sakit.

"Saya terus-menerus membaca Al-Qur'an sampai mereka selesai," katanya lirih.

Mohammad Abu Selmeyah, Direktur Rumah Sakit Al Shifa, menuturkan, ketika sejumlah besar orang terluka dibawa sekaligus, tidak ada pilihan selain menanganinya di lantai, tanpa bantuan penghilang rasa sakit yang memadai.

Baca Juga: Puluhan Tewas usai Israel Gempur RS Anak dan Klinik Gaza, Ambulans Ditembaki, Gagal Evakuasi Korban

Seorang anak perempuan Palestina dirawat di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir Al-Balah, tengah Jalur Gaza, Minggu (15/10/2023) usai terkena serangan udara Israel. Serangan brutal Israel di Gaza sudah membunuh 10.790 warga per hari Kamis, (9/11/2023), lebih dari 4.400 diantaranya anak-anak. Ribuan anak harus dioperasi tanpa anestesi agar tetap hidup. (Sumber: Adel Hana/Associated Press)

Sebagai contoh, ia menuturkan dampak langsung ledakan di Rumah Sakit Al Ahli Arab pada 17 Oktober, ketika sekitar 250 orang terluka tiba di Al Shifa, yang hanya punya 12 ruang operasi.

"Jika kita menunggu untuk menjalani operasi satu per satu, kita akan kehilangan banyak nyawa orang yang terluka," kata Abu Selmeyah.

"Kami terpaksa menjalani operasi di lantai dan tanpa anestesi, atau menggunakan anestesi sederhana atau obat penghilang rasa sakit lemah untuk menyelamatkan nyawa," katanya.

Prosedur yang dilakukan oleh petugas kesehatan Al Shifa dalam keadaan tidak adanya anestesi termasuk amputasi anggota tubuh dan jari, menjahit luka serius, dan merawat luka bakar serius, kata Abu Selmeyah.




Sumber : Straits Times / WAFA / Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x