Kompas TV internasional kompas dunia

AS Tolak Keras Rencana Israel Ubah Batas Gaza dan Pemindahan Paksa ke Mesir

Kompas.tv - 3 Desember 2023, 15:36 WIB
as-tolak-keras-rencana-israel-ubah-batas-gaza-dan-pemindahan-paksa-ke-mesir
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris hari Sabtu, (2/12/2023), menyatakan Amerika Serikat dengan tegas menentang pemindahan paksa penduduk Gaza ke luar Gaza saat Israel melanjutkan serangan bomnya yang ditujukan pada Hamas, atau dalam hari dan minggu setelah perang berakhir. (Sumber: Times of Israel)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

DUBAI, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris hari Sabtu, (2/12/2023), menyatakan Amerika Serikat dengan tegas menentang pemindahan paksa penduduk Gaza ke luar Gaza saat Israel melanjutkan serangan bomnya yang ditujukan pada Hamas, atau dalam hari dan minggu setelah perang berakhir.

Dalam sebuah pernyataan setelah bertemu dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi Mesir di Dubai, pejabat AS  seperti dilaporkan oleh New York Times, Minggu, (3/12/2023 ) mengatakan Harris dengan tegas menolak gagasan memindahkan warga Palestina ke Mesir atau ke kamp pengungsi lainnya, sambil memberikan pernyataan terkuatnya hingga saat ini untuk mendorong Israel mengurangi bahaya terhadap warga sipil dari serangan udara dan daratnya.

"Wakil presiden menegaskan dalam keadaan apapun Amerika Serikat tidak akan mengizinkan pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza atau Tepi Barat," demikian bunyi pernyataan dari Gedung Putih.

Harris juga menolak ide yang baru-baru ini diusulkan beberapa pejabat Israel bahwa batas Gaza dapat menyusut setelah perang berakhir untuk menciptakan "zona penyangga" keamanan antara Gaza dan Israel. Amerika Serikat tidak akan mengizinkan "pengubahan batas Gaza," kata Harris.

Pernyataan tegas Harris ini disampaikan setelah hari penuh diplomasi bersama para pemimpin empat negara Arab di Dubai, di mana ia menghadiri pertemuan puncak iklim dunia PBB yang dikenal sebagai COP28. Perjalanannya diumumkan terkait iklim, tetapi ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk bertemu dan berbicara dengan para pemimpin Arab tentang perang Israel-Hamas.

Setelah terbang hampir 15 jam dari Washington, Harris bertemu dengan Presiden Mesir el-Sisi, Raja Abdullah II Yordania, dan Presiden Mohammed bin Zayed Uni Emirat Arab. Dia juga berbicara panjang dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.

Baca Juga: Jokowi dan Sekjen PBB Bahas Situasi di Gaza, Indonesia Dukung Investigasi Pelanggaran Israel

Wapres AS Kamala Harris di Dubai, Sabtu, (2/12/2023) juga mengumumkan sikap resmi Amerika Serikat yang menolak rencana Israel bahwa batas Gaza akan diperkecil untuk menciptakan "zona penyangga" keamanan. Amerika Serikat tidak akan mengizinkan "pengubahan batas Gaza," kata Harris.
(Sumber: New York Times / Kompas TV)

Pejabat Gedung Putih mengatakan wakil presiden tidak berencana melakukan perjalanan ke Israel tetapi akan kembali ke Amerika Serikat hari Minggu. Para pejabat mencatat Harris berpartisipasi dalam beberapa pertemuan dengan politisi Israel terkemuka selama delapan minggu terakhir.

Dalam konferensi pers singkat di Dubai, Harris mengatakan percakapannya difokuskan pada apa yang perlu dilakukan Israel, Hamas, dan negara-negara lain di Timur Tengah setelah perang berakhir.

"Ketika konflik ini berakhir, Hamas tidak boleh mengendalikan Gaza, dan Israel harus aman," katanya. "Orang Palestina membutuhkan horison politik yang penuh harapan, kesempatan ekonomi, dan kebebasan. Dan secara lebih luas, wilayah harus terintegrasi dan makmur. Dan kita harus bekerja menuju itu."

Harris menolak untuk mengatakan apakah Israel bertindak sesuai dengan tuntutan Amerika untuk lebih tepat dalam menyasar serangan militer dan mengurangi jumlah korban sipil. Menurut kementerian kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 193 warga sipil sejak jeda seminggu berakhir pada hari Jumat.

"Saya tidak punya rincian untuk memberi tahu Anda secara pasti siapa yang tewas," kata Harris kepada wartawan pada Sabtu malam.

"Tapi saya akan mengatakan, kami sangat jelas tentang posisi kami, yaitu nyawa sipil tak bersalah tidak boleh sengaja diincar, dan Israel harus melakukan lebih banyak untuk melindungi nyawa tak bersalah." kata Harris.




Sumber : New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x