Kompas TV internasional kompas dunia

150 Tank Israel Mulai Merangsek Khan Younis, Jasad Warga Sipil Palestina Berserakan

Kompas.tv - 6 Desember 2023, 13:07 WIB
150-tank-israel-mulai-merangsek-khan-younis-jasad-warga-sipil-palestina-berserakan
Seorang ibu Palestina memeluk jenazah anaknya dan memegang jenazah suaminya di Khan Younis, Selasa, (5/12/2023). Israel hari Selasa (5/12/2023) mengumumkan pasukannya merangsek masuk kota Khan Younis, dengan foto satelit pada hari Minggu menunjukkan sekitar 150 tank, kendaraan lapis baja, dan kendaraan lainnya di jalan utama dekat Khan Younis. (Sumber: AP Photo / Fatima Shbair)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Halevi mengatakan pasukannya telah memulai fase ketiga dari operasi darat, bergerak melawan Hamas di selatan setelah merebut sebagian besar utara. Namun, Israel tidak memberikan rincian khusus tentang pergerakan pasukannya.

Warga setempat melaporkan pasukan Israel maju ke Bani Suheila, di tepi timur Khan Younis. Pasukan Israel juga terlihat bergerak untuk memotong sebagian jalur antara Khan Younis dan Deir al-Balah.

Saksi mata mengatakan serangan hari Selasa mengenai sebuah sekolah di Khan Younis tempat ratusan pengungsi berlindung.

Korban jiwa berserakan di Rumah Sakit Nasser yang berdekatan, di mana pria dan anak-anak yang terluka berada di lantai berkalang darah di tengah-tengah kerumunan selang infus. Di kamar mayat, seorang perempuan melingkarkan dirinya di atas tandu di mana suami dan anaknya yang meninggal berada di antara setidaknya sembilan jenazah.

"Yang terjadi di sini tak terbayangkan," kata Hamza al-Bursh, yang tinggal di dekat sekolah. "Mereka menyerang tanpa pandang bulu."

Di utara Gaza, militer mengatakan pasukannya sedang bertempur melawan Hamas di kamp pengungsi Jabaliya dan distrik Shujaiya, merebut posisi Hamas dan menghancurkan peluncur roket dan infrastruktur bawah tanah.

Baca Juga: Emir Qatar Kehabisan Kesabaran, Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

Israel hari Selasa (5/12/2023) mengumumkan pasukannya merangsek masuk kota Khan Younis, dengan foto satelit pada hari Minggu menunjukkan sekitar 150 tank, kendaraan lapis baja, dan kendaraan lainnya di jalan utama dekat Khan Younis. (Sumber: AP Graphics)

Pertempuran di utara menandakan perlawanan sengit dari Hamas sejak pasukan Israel masuk pada 27 Oktober. Militer mengatakan 86 tentaranya tewas dalam serangan Gaza dan ribuan pejuang Hamas tewas, meskipun tidak ada bukti yang disajikan.

Bahkan setelah berbulan-bulan pengeboman, pemimpin Hamas di Gaza, Yehya Sinwar, yang lokasinya tidak diketahui, mampu melakukan negosiasi gencatan senjata yang kompleks dan mengatur pembebasan lebih dari 100 tawanan Israel dan asing sebagai pertukaran untuk 240 tahanan Palestina minggu lalu. Milisi Palestina juga terus melanjutkan tembakan roket mereka ke Israel.

Setelah evakuasi penuh skala besar di utara Gaza yang diperintahkan oleh Israel di awal perang, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza tertekan dalam 90 mil persegi di pusat dan selatan Gaza. Sejak memasuki selatan, militer Israel memerintahkan warga untuk meninggalkan hampir dua puluh kawasan di sekitar Khan Younis.

Hal ini lebih lanjut mengurangi area di mana warga sipil dapat mencari perlindungan. Tidak jelas berapa banyak orang yang mengikuti perintah evakuasi tersebut.

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan tidak ada tempat lagi untuk pergi," kata Lynn Hastings, koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina hari Senin. "Kondisi yang diperlukan untuk memberikan bantuan kepada rakyat Gaza tidak ada. Jika memungkinkan, skenario yang lebih mengerikan tampaknya segera terjadi."

Selama dua hari terakhir, distribusi bantuan, terutama pasokan tepung dan air, hanya mungkin dilakukan di kota Rafah, di ujung selatan dekat perbatasan, menurut PBB. Lokasi yang lebih dalam di Gaza, termasuk Khan Younis, Deir al-Balah, dan utara Gaza, tidak dapat dijangkau karena pertempuran.

Dr. Nasser Bolbol, kepala perawatan intensif neonatal di Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, mengatakan kelaparan akut meluas, dengan beberapa kematian anak-anak akibat dehidrasi dan kekurangan gizi, setelah hampir dua bulan hanya sedikit bantuan yang masuk ke wilayah tersebut, di bawah segel Israel. 

"Gaza sepenuhnya dipayungi kematian dan kegelapan," katanya.


 

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x