Kompas TV internasional kompas dunia

Remaja Israel Dipenjara Usai Tolak Wajib Militer di IDF, Enggan Saling Bunuh dengan Hamas

Kompas.tv - 28 Desember 2023, 11:35 WIB
remaja-israel-dipenjara-usai-tolak-wajib-militer-di-idf-enggan-saling-bunuh-dengan-hamas
Lebih dari 2.800 tentara Israel sedang menjalani perawatan rehabilitasi medis di Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober, 18% tentara mengalami masalah kesehatan mental dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) akibat pertempuran di Gaza melawan Hamas. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Seorang remaja Israel berusia 18 tahun memilih dipenjara usai menolak ikut wajib militer dan menjadi tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Remaja yang juga seorang aktivis itu menolak untuk ikut wajib militer setelah menolak saling bunuh dengan pasukan Hamas di Gaza.

Akibat penolakan tersebut, remaja bernama Tal Mitnick tersebut dihukum penjara selama 30 harei di penjara militer.

“Saya percaya pembantaian tak akan menyelesaikan pembantaian,” kata Mitnick pada sebuah video di akun media sosial X, Mesarvot, organisasi yang menghubungkan pemuda Israel yang menolak wajib militer, dikutip dari Time, Rabu (27/12/2023).

Baca Juga: Ribuan Korban Perang di Gaza Hadapi Pilihan Kehilangan Anggota Tubuh atau Risiko Kematian

“Serangan kriminal di Gaza tak akan menyelesaikan pembantaian kejam yang dilakukan Hamas,” tuturnya.

“Kekerasan tak akan menyelesaikan kekerasan, dan itu sebabnya saya menolak,” lanjut Mitnick.

Sekelompok orang berkumpul dalam solidaritas untuk Mitnick, sebelum ia masuk ke markas militer Tel HaShomer, di mana ia kemudian ditangkap.

Hukuman penjaranya kemungkinan akan ditambah 30 hari, jika ia kembali menolak wajib militer.

Keputusan itu muncul dalam periode terburuk bagi warga Gaza yang menjadi subyek untuk pengeboman dan serangan oleh pasukan Israel nyaris 12 pekan setelah perang dimulai.

Berdasarkan jumlah yang diungkapkan Kementerian Kesehatan Gaza, Jumat (22/12) pekan lalu, sudah lebih dari 20.000 warga Palestina tewas karena serangan Israel.

PBB juga melaporkan lebih dari setengah juta warga Palestina di Gaza kelaparan, dengan ancaman kelaparan akan terus bertambah setiap hari.

Baca Juga: PBB Tunjuk Mantan Wakil Perdana Menteri Belanda Sebagai Koordinator Kemanusiaan di Gaza

“Pafa 7 Oktober, masyarakat Israel mengalami trauma yang tak pernah terjadi dalam sejarah negara tersebut,” ujarnya.

“Setelah serangan teroris kampanye balas dendam dimulai tak hanya terhadap Hamas, tetapi terhadap seluruh rakyat Palestina,” tambah Mitnick.

Ia meneaskan dirinya menolak percaya lebih banyak kekerasan akan membawa keamanan.

“Saya menolak untuk ambil bagian dalam perang balas dendam,” tambahnya.


 



Sumber : Time



BERITA LAINNYA



Close Ads x