Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Nekat Cuekin Desakan Biden, Ngotot Tolak Kedaulatan Palestina di Gaza Pasca Perang

Kompas.tv - 21 Januari 2024, 10:57 WIB
netanyahu-nekat-cuekin-desakan-biden-ngotot-tolak-kedaulatan-palestina-di-gaza-pasca-perang
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, hari Sabtu (20/1/2024), cuekin dan menolak desakan presiden AS Joe Biden, menyatakan dia "tidak akan berkompromi terkait kendali penuh Israel" atas Gaza yang berarti "ini bertentangan dengan negara Palestina,". (Sumber: Politico)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Deni Muliya

YERUSALEM, KOMPAS TV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu nekat cuekin dan menolak desakan presiden AS Joe Biden yang menyatakan tidak akan berkompromi terkait kendali penuh Israel atas Gaza karena bertentangan dengan Palestina.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya mendesak bahwa solusi kreatif bisa menyelesaikan perbedaan pandangan mereka terkait kedaulatan Palestina.

Sebagai tanda tekanan yang dihadapi pemerintahan Netanyahu di dalam negeri, ribuan warga Israel melakukan protes di Tel Aviv menyerukan pemilihan baru.

Demonstrasi juga dilakukan di depan rumah perdana menteri, bergabung dengan keluarga lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya.

Mereka khawatir aktivitas militer Israel semakin membahayakan nyawa sandera.

Netanyahu juga menghadapi tekanan anggota koalisi pemerintah sayap kanan karena memperkuat perang melawan Hamas dan menguasai Gaza.

Pada sisi lainnya, Israel juga menghadapi seruan untuk menahan diri dari Amerika Serikat.

Pernyataan Netanyahu diunggah di media sosial sehari setelah pembicaraan pertamanya dengan Biden dalam hampir sebulan.

Dalam membahas posisi pemerintahannya pada Jumat, Biden mengatakan, "Ada beberapa jenis solusi dua negara.

Namun saat ditanya apakah solusi dua negara itu tidak mungkin dengan Netanyahu tetap pada jabatan perdana menteri, Biden menjawab, "Tidak, tidak mungkin."

Setelah pernyataan Netanyahu, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta Amerika Serikat untuk bergerak lebih jauh.

"Sudah saatnya Amerika Serikat mengakui negara Palestina, bukan hanya berbicara tentang solusi dua negara," kata Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, penolakan terhadap solusi dua negara bagi Israel dan Palestina, serta penolakan terhadap hak mendirikan negara bagi rakyat Palestina adalah tidak dapat diterima.

Berbicara di Uganda, dia mengatakan, penolakan itu akan memperpanjang secara tidak terbatas konflik tersebut.

Baca Juga: Pertentangan Pejabat Puncak Israel Makin Terbuka soal Penanganan Perang Melawan Hamas di Gaza


Netanyahu mengatakan, Israel harus berjuang hingga mencapai kemenangan total dan Hamas tidak lagi menjadi ancaman, tetapi tidak menjelaskan bagaimana ini akan dicapai.

Namun, anggota Kabinet Perang Israel yang juga mantan kepala angkatan darat Israel, Gadi Eisenkot menyebut gencatan senjata sebagai satu-satunya cara untuk menjamin pembebasan sandera.

Para pengkritik ini menuduh Netanyahu mencegah adanya debat tingkat kabinet mengenai skenario pasca perang untuk Gaza.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x