Kompas TV internasional kompas dunia

PBB Ungkap 162 Gedung Sekolah di Gaza Hancur oleh Serangan Langsung Israel

Kompas.tv - 14 Februari 2024, 06:14 WIB
pbb-ungkap-162-gedung-sekolah-di-gaza-hancur-oleh-serangan-langsung-israel
Sekolah Khalifa Bin Zayed yang Hancur Akibat Serangan Israel di Beit Lahia, Gaza pada 26 Desember 2023. PBB hari Selasa, (13/2/2024) mengungkapkan lebih dari 160 gedung sekolah telah secara langsung diserang oleh Israel di Jalur Gaza. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Deni Muliya

WASHINGTON, KOMPAS.TV - PBB mengungkapkan lebih dari 162 gedung sekolah telah diserang oleh Israel secara langsung  di Jalur Gaza.

"Rekan-rekan kemanusiaan yang bekerja di bidang pendidikan telah menganalisis gambar satelit untuk menilai kerusakan pada sekolah-sekolah di seluruh Gaza. Hasil penilaian mereka menemukan 162 gedung sekolah telah secara langsung terkena dampak, mewakili hampir 30% dari total 563 gedung sekolah di Gaza," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di New York, Selasa (13/2/2024).

Ia menambahkan bahwa setidaknya 26 gedung tersebut telah hancur.

"Sebanyak 175.000 siswa dan lebih dari 6.500 guru telah melihat sekolah mereka secara langsung terkena dampak dalam konflik ini. Setidaknya 55% dari sekolah di Gaza akan memerlukan rekonstruksi penuh atau rehabilitasi besar," ungkap Dujarric.

Dujarric juga ditanya apakah Israel dengan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan di Gaza. Ia menyatakan bahwa pengiriman barang kemanusiaan sangat tidak memadai karena keadaan yang jauh di luar kendali PBB.

"Sangat sulit untuk mendapatkan volume yang kita butuhkan melalui Kareem Shalom (penyeberangan)," katanya.

Ia menambahkan juga ada masalah dengan keamanan truk dan personel setelah mereka memasuki Gaza.

Baca Juga: Israel Bantai 12.150 Anak-Anak Palestina di Jalur Gaza, Dunia Bergeming

Pengungsi Palestina dirikan tenda di halaman sekolah PBB di Rafah, Gaza. PBB hari Selasa, (13/2/2024) mengungkapkan lebih dari 160 gedung sekolah telah secara langsung diserang oleh Israel di Jalur Gaza. (Sumber: AP Photo)

"Sangat sulit untuk melakukan pengiriman di luar Rafah utara karena sejauh yang saya tahu, mekanisme de-conflicting yang kami miliki dengan otoritas Israel untuk memastikan keselamatan konvoi kami tidak berfungsi sebagaimana seharusnya," katanya, pengiriman bantuan pun dilakukan secara parsial.

Dujarric menyatakan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah membuat posisinya sangat jelas. 

Ia mengimbau semua pihak yang punya pengaruh pada pihak-pihak yang terlibat untuk menggunakan pengaruh tersebut guna menghentikan pembantaian, memastikan bantuan kemanusiaan masuk, dan memastikan semua tawanan dibebaskan.

Mengenai pertanyaan mengapa Guterres tidak menyerukan kepada negara-negara untuk menghentikan pengiriman senjata mereka ke Israel, Dujarric mengatakan: "Yang jelas bagi kami adalah bahwa semua uang yang dihabiskan untuk senjata di seluruh dunia yang memicu konflik di banyak bagian dunia akan lebih baik digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan menewaskan setidaknya 28.473 korban dan melukai 68.146 lainnya. Sekitar 1.200 warga Israel diyakini telah tewas dalam serangan awal Hamas.

Perang Israel di Gaza telah mendorong 85% dari penduduk wilayah tersebut menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara menurut PBB, 60% dari infrastruktur Gaza mengalami kerusakan atau hancur.




Sumber : Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x