Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Semakin Kehilangan Pendukung, Menteri Negara G7 Dukung Pembentukan Negara Palestina

Kompas.tv - 18 Februari 2024, 13:04 WIB
israel-semakin-kehilangan-pendukung-menteri-negara-g7-dukung-pembentukan-negara-palestina
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani. (Sumber: AP Photo/Amr Nabil)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel tampaknya semakin kehilangan pendukungnya setelah menentang pembentukan negara Palestina.

Kelompok negara besar G7 mengungkapkan bahwa mereka mendukung pembentukan Negara Palestina.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani di tengah pertemuan G7 pada Konferensi Keamanan Munich, Sabtu (17/2/2024).

Baca Juga: Ini Gambaran Gibran Rakabuming menurut Media Negeri Jiran, Diperbandingkan dengan Presiden Jokowi

Ia menggarisbawahi bahwa proses tersebut harus dimulai dengan dihentikannya pertempuran di Gaza.

“Dokumen G7 membicarakan mengenai bagaimana mencapai tujuan dua orang, dua negara, melalui interupsi konflik saat ini, yang akan memungkinkan pembebasan sandera Israel tanpa sayarat, dan membantu penduduk sipil yang membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata Tajani dikutip dari Anadolu Agency.

“Kemudian negosiasi akan dimulai, dan saya harap bisa menuju ke perdamaian,” katanya.

Tajani menegaskan, Menteri Luar Negeri G7 mengutuk apa yang dilakukan Hamas, dan menolak adanya peranan politik dari mereka di Gaza.

Namun ia menegaskan Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat mendapat dukungan penuh dari negara G7.

Meski begitu, Tajani menambahkan, harus ada perubahan di PA agar bisa menjadi protagonis di Gaza.

Baca Juga: Pengikut Alexei Navalny Ungkap Otoritas Rusia Sembunyikan Jasad Pengkritik Putin

“Posisi kami bertujuan untuk menjamin keamanan Israel, kami meminta pembebasan sandera segera dan mengupayakan de-eskalasi untuk membantu warga sipil di Gaza,” tuturnya.

Ia juga menegaskan, menteri G7 mengutuk aksi kekerasan oleh pemukim ilegal Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, yang terus meningkat sejak 7 Oktober lalu.

PBB dan banyak komunitas internasional menyebut pemukim tersebut tidak hanya ilegal, tapi juga melemahkan upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina dalam solusi dua negara.




Sumber : Anadolu Agency


BERITA LAINNYA



Close Ads x