Kompas TV internasional kompas dunia

Pelapor PBB Sebut Perang Gaza Bukan tentang Bela Diri atau Serangan Hamas 7 Oktober

Kompas.tv - 22 Februari 2024, 07:30 WIB
pelapor-pbb-sebut-perang-gaza-bukan-tentang-bela-diri-atau-serangan-hamas-7-oktober
Israel saat ini menghukum dan membunuhi warga Palestina hanya karena mereka orang Palestina, dan menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam serangan mereka ke Jalur Gaza, kata Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB atau Special Rapporteur hak pangan PBB, Rabu (21/2/2024), mendefinisikannya jelas sebagai genosida. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

GENOVA, KOMPAS.TV - Israel saat ini menghukum dan membunuhi warga Palestina hanya karena mereka orang Palestina, dan menggunakan kelaparan sebagai "senjata" dalam serangan mereka ke Jalur Gaza, kata Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB atau Special Rapporteur hak pangan PBB, Rabu (21/2/2024). Ia mendefinisikan hal ini jelas sebagai genosida.

Fakhri mencatat, Israel berulang kali menyatakan niat mereka untuk menargetkan semua warga Palestina.

"Berdasarkan semua pernyataan yang kita baca dan yang dibuat, baik sebagai pemerintah maupun upaya individu, niat mereka adalah pembersihan etnis; niat mereka adalah untuk menghukum semua warga sipil, semua orang di Gaza. Niat mereka adalah untuk mengusir mereka dari Gaza, untuk menghukum mereka secara kolektif. Perang ini bukan tentang bela diri; perang ini bukan tentang serangan Hamas pada 7 Oktober. Itu adalah niat untuk menghukum semua warga Palestina hanya karena mereka adalah Palestina. Ini adalah genosida," tegas Fakhri.

Michael Fakhri menyatakan Israel bermaksud menghukum semua warga Palestina hanya karena mereka orang Palestina.

Dengan kata lain, kata Fakhri, ini adalah genosida. Ia menambahkan, Gaza belum pernah mengalami tingkat kelaparan seperti ini, yang diungkapkannya kepada Anadolu, Rabu (21/2/2024).

"Sebelum pasukan bergerak ke Rafah, kami sudah memberikan peringatan bahwa setiap orang di Gaza kelaparan dan setidaknya seperempat dari penduduknya kelaparan, dan wabah kelaparan sudah makin dekat," ujarnya mengenai kelaparan dan perkembangan di Gaza di bawah serangan dan blokade Israel.

Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Tanpa Keraguan, Genosida Sudah Terjadi di Gaza atas Warga Palestina

Israel saat ini menghukum dan membunuhi warga Palestina hanya karena mereka orang Palestina, dan menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam serangan mereka ke Jalur Gaza, kata Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB atau Special Rapporteur hak pangan PBB hari Rabu, (21/2/2024), mendefinisikannya jelas sebagai Genosida. (Sumber: Daily Ummah Turkey)

"Sejak saat itu, terjadi dua hal. Pertama, beberapa negara memutuskan untuk tidak mendanai lembaga kemanusiaan terpenting di Gaza, termasuk untuk semua pengungsi Palestina yang berada dalam kondisi perang. Dan kedua, sekarang kita melihat pasukan Israel menyerbu Rafah, menekan ratusan ribu orang ke area yang sangat terbatas," kata Fakhri.

Ia mengatakan bantuan yang mencapai Gaza tidak mencukupi bagi penduduknya.

"Masalah dengan orang yang kelaparan, itu adalah proses yang panjang, lambat, dan menyakitkan. Ini berarti kita akan melihat dampak ini selama bulan, tahun, dan dekade yang akan datang.," menurut Fakhri. Bahkan jika ada gencatan senjata hari ini, dampaknya sudah memengaruhi generasi karena begitu banyak anak yang terkena dampak.

"Jadi, yang perlu diingat adalah lebih dari 1 juta anak tinggal di Gaza, dan masa depan mereka sedang dipertaruhkan. Yang kita tahu adalah anak-anak yang hidup dalam situasi konflik, mencakup 335.000 anak, berisiko mengalami kerusakan fisik dan kognitif permanen."

"Faktanya yang unik adalah kita belum pernah melihat tingkat kelaparan seperti ini, kita belum pernah melihat seluruh populasi seperti ini. Jadi, ini lebih dari 2,2 juta orang mungkin akan kelaparan sepenuhnya, begitu cepat," katanya.

Fakhri mengatakan bahwa pada saat ini dia melihat bahwa PBB tidak dapat melakukan apa-apa dan komunitas internasional tidak cukup terorganisir untuk memberikan tekanan pada Israel.


 

 




Sumber : Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x