Kompas TV internasional kompas dunia

Ratusan Tahanan Kabur usai Geng Bersenjata Serang Penjara Utama Haiti, Mayat Bergeletakan

Kompas.tv - 4 Maret 2024, 06:32 WIB
ratusan-tahanan-kabur-usai-geng-bersenjata-serang-penjara-utama-haiti-mayat-bergeletakan
Dua polisi Haiti tampak bertempur di jalanan Haiti hari Jumat, (1/3/2024). Ratusan tahanan melarikan diri dari penjara utama Haiti setelah geng bersenjata menyerang fasilitas tersebut dalam ledakan kekerasan semalam yang melibatkan sebagian besar ibu kota. Setidaknya lima orang tewas pada hari Minggu (3/3/2024). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Deni Muliya

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV - Ratusan tahanan melarikan diri dari penjara utama Haiti pada Minggu (3/3/2024).

Peristiwa itu terjadi setelah geng bersenjata menyerang berbagai fasilitas dalam ledakan kekerasan semalam yang melibatkan sebagian besar ibu kota. Lima orang tewas.

Pelarian massal ini menjadi titik terendah baru kekerasan di Haiti dan terjadi saat geng meningkatkan serangan terkoordinasi di Port-au-Prince.

Sementara Perdana Menteri Ariel Henry sedang dalam perjalanan mencoba mendapatkan dukungan untuk pasukan keamanan yang didukung PBB guna menstabilkan negara.

Tiga mayat dengan luka tembak tergeletak di pintu masuk penjara yang terbuka lebar tanpa penjaga di sekitarnya.

Sendal plastik, pakaian, dan kipas listrik berserakan di atas halaman beton yang biasanya penuh sesak.

Di lingkungan lain, dua mayat pria dengan tangan terikat di belakang tergeletak. Wajah menghadap ke bawah saat warga berjalan melewati blokade jalan yang dibuat dengan ban terbakar.

Pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi tentang kejadian tersebut.

Tetapi Arnel Remy, seorang pengacara hak asasi manusia yang organisasinya bekerja di dalam penjara mengatakan, 100 dari sekitar 4.000 tahanan memutuskan tetap berada di balik jeruji.

Mereka yang memilih tinggal termasuk 18 mantan tentara Kolombia yang dituduh bekerja sebagai tentara bayaran dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moïse pada Juli 2021.

Pada malam Sabtu, beberapa orang Kolombia berbagi video memohon nyawa mereka.

"Tolong, tolong bantu kami," kata salah satu pria, Francisco Uribe, dalam pesan yang banyak dibagikan di media sosial.

"Mereka membantai orang dengan sembarangan di dalam sel," imbuhnya.

Baca Juga: Presiden Kenya Sambut Keputusan DK PBB Kirim Tentara Pimpinan Nairobi Tumpas Geng Kriminal di Haiti

Narapidana Kolombia yang dituduh ikut serta dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise berjalan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Nasional di Port-au-Prince, Haiti, Minggu, 3 Maret 2024. (Sumber: AP Photo)

Pada hari Minggu, Uribe memberi tahu The Associated Press, "Saya tidak melarikan diri karena saya tidak bersalah."

Dalam ketiadaan informasi resmi, keluarga tahanan bergegas ke penjara untuk mengecek kondisi orang yang mereka cintai,

"Saya tidak tahu apakah anak saya masih hidup atau tidak," kata Alexandre Jean saat ia berkeliling di sekitar sel mencari tanda-tanda keberadaannya.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa," katanya.

Kekerasan pada Sabtu malam tampak meluas, dengan beberapa lingkungan melaporkan suara tembakan.

Ada laporan tentang pelarian dari penjara kedua di Port-au-Prince yang berisi sekitar 1.400 tahanan.

Geng bersenjata juga menduduki dan merusak stadion sepak bola teratas negara, mengambil seorang karyawan sebagai sandera selama berjam-jam, kata federasi sepak bola negara itu dalam sebuah pernyataan.

Setelah geng menembak di bandara internasional Haiti minggu lalu, Kedutaan Besar AS mengatakan semua perjalanan resmi ke negara itu akan dihentikan sementara. Sebagai bagian dari serangan terkoordinasi oleh geng, empat polisi tewas pada hari Kamis.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Setuju Kirim Pasukan Kenya ke Haiti untuk Lawan Geng Kriminal




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x