Kompas TV internasional kompas dunia

Perundingan Lanjut Minggu Depan, Gencatan Senjata di Gaza Hampir Mustahil Berlaku sebelum Ramadan

Kompas.tv - 8 Maret 2024, 00:30 WIB
perundingan-lanjut-minggu-depan-gencatan-senjata-di-gaza-hampir-mustahil-berlaku-sebelum-ramadan
Seorang ayah Palestina membawa anaknya yang tewas oleh Israel di RS Al Aqsa Deir al Balah, Jalur Gaza, Kamis, 7 Maret 2024. Hamas hari Kamis (7/3/2024) menyatakan delegasinya meninggalkan Kairo, dimana perundingan akan lanjut minggu depan, membuat kesepakatan gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadan hampir mustahil terwujud. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

KAIRO, KOMPAS.TV - Hamas menyatakan delegasinya meninggalkan Kairo, Mesir, Kamis (7/3/2024). Perundingan akan lanjut minggu depan, dan ini membuat kesepakatan gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadan hampir mustahil terwujud. 

Mediator sebelumnya menganggap Ramadan sebagai batas waktu informal karena kekerasan sangat sering terjadi saat bulan puasa antara Israel dan Palestina terkait akses ke situs suci utama di Yerusalem.

Perang ini telah membuat seluruh wilayah merasa harap-harap cemas, dengan kelompok yang didukung Iran saling tembak dengan Israel dan Amerika Serikat (AS).

Pejabat Mesir sebelumnya mengatakan perundingan mencapai titik buntu karena tuntutan Hamas tentang proses bertahap yang berujung pada berakhirnya perang. Namun, mereka tidak menutup kemungkinan adanya kesepakatan sebelum Ramadan yang diperkirakan dimulai hari Minggu.

Juru bicara Hamas Jihad Taha mengatakan Israel "menolak berkomitmen dan menjamin gencatan senjata, pengembalian pengungsi, dan penarikan pasukan”. Namun, ia mengatakan perundingan masih berlangsung dan akan dilanjutkan minggu depan. Tidak ada komentar langsung dari Israel.

AS, Mesir, dan Qatar telah berusaha selama berminggu-minggu untuk membantu mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata enam minggu dan pembebasan 40 sandera di Gaza sebagai imbalan atas warga Palestina yang dipenjarakan di Israel.

Pejabat Mesir mengatakan bahwa Hamas setuju dengan syarat-syarat utama kesepakatan tersebut sebagai tahap awal, tetapi menginginkan jaminan bahwa itu akan mengarah pada gencatan senjata yang lebih permanen. Mereka mengatakan Israel ingin membatasi negosiasi pada kesepakatan yang lebih terbatas.

Baca Juga: Krisis Sandera Jadi Dilema Pelik bagi Israel dan Tawarkan Jalan Kemenangan Gemilang bagi Hamas

Pemakaman massal warga Gaza akibat serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza, Kamis, 7 Maret 2024. Hamas hari Kamis (7/3/2024) menyatakan delegasinya meninggalkan Kairo, dimana perundingan akan lanjut minggu depan, membuat kesepakatan gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadan hampir mustahil terwujud. (Sumber: AP Photo)

Pejabat-pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena tidak diizinkan untuk membahas negosiasi dengan media. Keduanya mengatakan mediator masih mendorong kedua belah pihak untuk melemahkan posisi mereka.

Hamas menyatakan tidak akan melepaskan semua sandera yang tersisa tanpa penarikan penuh Israel dari wilayah tersebut.

Diperkirakan, kelompok militan Palestina, Hamas masih memegang sekitar 100 sandera dan sisa 30 lainnya yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel yang memicu perang.

Hamas juga menuntut pembebasan sejumlah besar tahanan, termasuk milisi papan atas yang menjalani hukuman seumur hidup, sebagai imbalan atas sandera yang tersisa.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x