Kompas TV internasional kompas dunia

Kebahagiaan Ramadan yang Tidak Bisa Dirasakan Warga Gaza

Kompas.tv - 9 Maret 2024, 07:25 WIB
kebahagiaan-ramadan-yang-tidak-bisa-dirasakan-warga-gaza
Anak-anak di Gaza, Palestina berdesakan mengantri makanan yang suplainya sangat terbatas. Bayi dan anak-anak di Gaza mulai bertumbangan meninggal kelaparan dan kehausan setelah berbulan-bulan serangan, pengeboman, pengepungan dan blokade Israel. Kelaparan paling parah terjadi di Gaza utara, yang diisolasi pasukan Israel dan mengalami penghadangan pasokan makanan. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

Sementara itu, umat muslim di Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel juga khawatir akan kekerasan di Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang sering menjadi titik konflik.

Situs ini adalah tempat tersuci ketiga dalam agama Islam dan paling suci dalam agama Yudaisme, serta oleh orang Yahudi dikenal sebagai Bukit Bait Suci.

Selama bulan Ramadan, puluhan bahkan ratusan ribu umat Islam akan berdoa di Kompleks Dome of the Rock yang ikonik itu.

Baca Juga: Bantuan Jalur Darurat Tak Memungkinkan, Indonesia Segera Kirim Bantuan ke Gaza Jalur Udara

Namun pada bulan Februari, Menteri Keamanan Nasional Israel yang beraliran sayap kanan, Itamar Ben Gvir, mengatakan bahwa penduduk Palestina di Tepi Barat yang diduduki “tidak boleh diizinkan” masuk ke Yerusalem selama bulan Ramadan.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan pada hari Selasa bahwa jemaah akan diizinkan memasuki masjid "dalam jumlah yang sama" seperti tahun-tahun sebelumnya.

Namun, bagi Ahlam Shaheen, 32 tahun, yang bekerja di pusat komunitas dekat Al-Aqsa, pernyataan tersebut tidak memberikan rasa tenteram.

Pada tahun 2021, ketika polisi Israel menyerbu masjid, Shaheen menyaksikan seorang perempuan yang sedang salat di sebelahnya ditembak dengan peluru karet, dan dia khawatir kejadian serupa bisa terulang lagi.

“Kita hidup dalam perang selama lima bulan sekarang,” kata dia.

"Kami benar-benar lelah dan kehabisan tenaga," ucapnya lagi.

Di Kairo, kota paling meriah selama Ramadan, seorang mahasiswa Gaza yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, khawatir bulan suci tahun ini akan semakin pedih bagi rakyat Palestina.

“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya tidak tahan membayangkan Ramadan,” katanya.

“Rasanya sakit setiap kali saya melihat fanous,” katanya tentang lentera yang menghiasi jalan-jalan kota.

“Saudara-saudaraku bahkan tidak bisa makan sekali sehari, dan kita harusnya berbuka puasa seperti semuanya normal?” 

Baca Juga: Indonesia Segera Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara, Begini Kata Jokowi


 

 



Sumber : Sinar Daily



BERITA LAINNYA



Close Ads x