Beberapa negara telah memperingatkan Israel untuk tidak melaksanakan operasi militer di Rafah, yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 1,4 juta warga Palestina.
Israel melakukan serangan militer brutal terhadap Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas.
Setidaknya 31.490 warga Palestina, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan 73.439 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga telah memberlakukan blokade yang sangat merugikan di enklave Palestina, meninggalkan penduduknya, terutama warga utara Gaza, di ambang kelaparan.
Perang Israel telah mendorong 85% dari populasi Gaza menjadi pengungsi internal di tengah blokade yang menghancurkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur enklave telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Kementerian Kesehatan mengatakan, per Jumat (16/3), 149 orang tewas dalam 24 jam terakhir, membawa jumlah warga Palestina yang tewas dalam perang itu menjadi setidaknya 31.490 orang.
PBB mengatakan satu perempat dari 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi kelaparan, banyak dari mereka di utara yang terisolasi, sasaran utama serangan Israel di Gaza.
Penembakan Israel atas konvoi bantuan pada 29 Februari menewaskan 118 warga Palestina di utara Gaza. Militer Israel mengatakan beberapa pasukannya menembak orang-orang dalam kerumunan yang mendekat kepada mereka.
Setelah kekerasan itu, AS mengumumkan rencana untuk membangun dermaga sementara di Gaza untuk membawa makanan melalui laut dan bergabung dengan negara-negara lain untuk menjatuhkan makanan ke utara yang terisolir.
Sumber : Associated Press / Anadolu / WAFA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.