Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Gelar Konser untuk Rayakan Pendudukan atas Krimea dan Kemenangan Pemilu

Kompas.tv - 20 Maret 2024, 05:15 WIB
putin-gelar-konser-untuk-rayakan-pendudukan-atas-krimea-dan-kemenangan-pemilu
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato dalam konser yang menandai kemenangannya dalam pemilihan presiden dan peringatan 10 tahun aneksasi Krimea oleh Rusia di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, Senin, 18 Maret 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar konser terbuka untuk merayakan 10 tahun pendudukan atas Krimea dan kemenangannya dalam pemilu, Senin (18/3/2024).

Puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Merah, Moskow, untuk merayakan kemenangan Putin pada pemilu Rusia di mana ia dinyatakan meraih 87 persen suara.

Putin pun mencatatkan rekor peraih suara tertinggi dengan total mencapai 76 juta suara dan berhak untuk berkuasa lagi hingga 2030.

Dalam konser tersebut, Putin naik panggung setelah sejumlah band dan penyanyi tampil, untuk menyampaikan pidatonya.

”Bersama, kita akan terus maju dan membuat kita lebih kuat. Panjang umur Rusia,” ucapnya, dikutip dari Associated Press.

Putin juga memuji pencaplokan Krimea dan pendudukan atas empat provinsi Ukraina.

”Mengembalikan ke tanah air ternyata susah, tragis. Meski demikian, kita bisa melakukannya,” ujarnya.

Selain Krimea, Rusia menduduki sebagian Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, dan Kherson.

Krimea dicaplok pada 2014, sementara empat provinsi Ukraina lain diduduki sejak 2022. Bahkan, sebagian suara Putin pada Pemilu 2024 didapat dari pemungutan suara di lima wilayah itu.

Menurut Putin, penduduk di lima provinsi tersebut bersedia untuk bergabung kembali dengan Rusia. Namun, kata dia dan beberapa warga Rusia lainnya, Kyiv menghalangi keinginan tersebut.

Baca Juga: Menang Pemilu, Putin Umumkan Bakal Dirikan Zona Penyangga di Wilayah Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia melihat perlawanan penduduk Ukraina di lima wilayah itu sebagai rekayasa. Di lima wilayah tersebut, memang terdapat penduduk keturunan Rusia. 

Sebagian besar dari mereka adalah keturunan orang-orang yang dipindahkan oleh Joseph Stalin pada era Uni Soviet.

Pada masa Nikita Khrushchev, Uni Soviet memindahkan kontrol atas Krimea dari Rusia ke Ukraina.

Setelah beberapa tahun menduduki sebagian wilayah Ukraina, Rusia masih belum sepenuhnya menguasai daerah tersebut. Oleh karena itu, Putin menegaskan, serangan terhadap Ukraina akan dilanjutkan.

Moskow pun tidak gentar terhadap siapa pun dan berencana membentuk zona buffer antara wilayah yang didudukinya dan wilayah yang dikuasai Ukraina. Zona tersebut bertujuan untuk melindungi dari serangan-serangan Ukraina.

Meski begitu, kemenangan Putin dalam pemilu Rusia tidak diterima oleh mayoritas negara Barat dan Amerika Serikat. Mereka menilai Putin melakukan kecurangan.

Selain itu, negara-negara tersebut serta Ukraina, menolak pendudukan Rusia atas lima wilayah tersebut.

Rusia bersikeras bahwa penggabungan wilayah tersebut sesuai kehendak warga karena menggunakan referendum. Sedangkan Ukraina dan berbagai negara menganggap referendum itu tidak sah.

Dalam referendum itu, pertanyaan yang diajukan hanya dua yaitu bergabung dengan Rusia atau tidak. Sedangkan Ukraina meminta ada pertanyaan ketiga, yakni menjadikan wilayah Ukraina tersebut sebagai status quo.

Alasan lainnya, referendum digelar saat Krimea ada di bawah pendudukan pasukan Rusia. Menurut Kyiv, masyarakat Krimea saat itu berada di bawah tekanan sehingga tidak bisa memilih secara jernih. 

Baca Juga: Reaksi Lengkap Berbagai Negara Atas Kemenangan Putin Amankan Jabatan sebagai Presiden Rusia


 




Sumber : Associated Press/Sky News


BERITA LAINNYA



Close Ads x