Kompas TV internasional kompas dunia

Sekjen PBB Kunjungi Perbatasan Rafah, Mengaku Tidak Berdaya Hentikan Israel

Kompas.tv - 24 Maret 2024, 04:05 WIB
sekjen-pbb-kunjungi-perbatasan-rafah-mengaku-tidak-berdaya-hentikan-israel
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengunjungi titik penyeberangan antara Jalur Gaza dengan Mesir di Rafah, Sabtu (23/3/2024). (Sumber: Amr Nabil/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

RAFAH, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengunjungi titik penyeberangan Jalur Gaza-Mesir di Rafah, Sabtu (23/3/2024). Guterres kembali mendesak gencatan senjata segera diberlakukan untuk menolong masyarakat Palestina.

Guterres pun menentang rencana Israel meluncurkan serangan darat ke Rafah. Wilayah paling selatan Gaza itu kini menampung sekitar 1,4 juta pengungsi sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

"Anda tidak bisa melihat begitu banyak orang terbunuh, begitu banyak penderitaan, tanpa merasa sangat frustrasi," kata Guterres di titik penyeberangan Rafah, Sabtu (23/3).

"Kami tidak berdaya menghentikannya, saya meminta kepada mereka yang memiliki kekuatan unntuk menghentikannya segera bertindak."

Baca Juga: Menteri Israel Bersikeras Rafah Harus Segera Diinvasi meski Seluruh Dunia Menentangnya

Sementara itu, jurnalis Al Jazeera di Rafah, Tareq Abu Azzoum melaporkan bahwa masyarakat Palestina telah berulangkali mendengar "slogan kosong" dari komunitas internasional tentang krisis kemanusiaan di Gaza.

Tareq melaporkan bahwa bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk Gaza sejauh ini "hanya setitik air di samudra" jika dibandingkan kebutuhan masyarakat.

"Apa yang dinantikan masyarakat di Gaza dari Sekjen PBB adalah mengusahakan tekanan lebih besar terhadap pemerintah Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan dan penambahan kapasitas bantuan, berdasarkan resolusi-resolusi Mahkamah Internasional dan berbagai permintaan dari berbagai organisasi kemanusiaan internasional terkait keparahan situasi di Jalur Gaza," kata Tareq.

Selain menyumbat akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, Israel terus meluncurkan operasi pengeboman di enklav berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut. Dalam 24 jam terakhir, pasukan Israel telah membunuh 72 orang.

Sejak 7 Oktober 2023 lalu, menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Israel telah membunuh lebih dari 32.070 orang di Jalur Gaza, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.

Lebih dari 74.298 orang juga terluka di Jalur Gaza. Lebih dari 8.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.

Korban jiwa berkemungkinan besar akan terus bertambah seiring agresi Israel yang masih berlangsung. Pasukan Israel pun berniat melancarkan serangan darat ke Rafah, titik paling selatan di Jalur Gaza, yang kini dipadati sekitar 1,4 juta orang.

Baca Juga: Pembatasan yang Diterapkan Israel Tak Halangi 50.000 Warga Palestina Salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA


Advertorial

Madiun Maju Mendunia | VVIP

27 April 2024, 15:37 WIB

Close Ads x