Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Jemawa, Berjanji Bakal Tolak Sanksi AS Terhadap Militer Israel

Kompas.tv - 22 April 2024, 17:41 WIB
netanyahu-jemawa-berjanji-bakal-tolak-sanksi-as-terhadap-militer-israel
PM Israel Benyamin Netanyahu. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin jemawa dengan berani berjanji bakal tolak sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap militer Israel.

Pernyataan itu dikeluarkan Netanyahu setelah AS berencana menghentikan bantuan pada satu unit militernya.

Sebelumnya media Axios mengungkapkan AS menargetkan batalion militer Israel Netzah Yehuda atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Tepi Barat.

Baca Juga: Tentara Junta Militer Myanmar Diburu, Jenderalnya Terbunuh oleh Drone di Perbatasan Thailand

AS, yang merupakan sekutu utama Israel, tak pernah menghentikan bantuan ke Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebelumnya.

“Saya akan melawannya sekuat tenaga,” kata Netanyahu tentang kemungkinan adanya sanksi, Minggu (21/4/2024), dikutip dari BBC.

Militer Israel mengatakan Netzah Yehuda telah beroperasi sesuai dengan hukum internasional.

“Terkait publikasi mengenai sanksi terhadap battalion, IDF tak khawatir akan isu tersebut,” bunyi pernyataan mereka.

“IDF akan bekerja untuk melanjutkan penyelidikan kejadian yang tidak biasa dengan cara yang praktis dan sesuai dengan hukum,” tambahnya.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyerukan AS untuk mundur dari upaya mereka memberikan sanksi ke Netzah Yehuda.

Ia mengatakan, dunia menyaksikan hubungan antara AS dan Israel lebih dekat daripada biasanya.

“Setiap upaya untuk mengkritik seluruh unit akan memberikan bayangan besar bagi IDF. Ini bukanlah langkah yang tepat bagi rekan dan teman,” bunyi pernyataan Gallant.

Pada Sabtu (20/4) akhir pekan lalu, Axios mengungkapkan tiga sumber AS terkait masalah itu mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan mengumumkan tindakan terhadap Netzah Yehuda dalam tiga hari.

Mereka mengungkapkan salah satunya terkait kekerasan di Tepi Barat, termasuk insiden terhadap pria Amerika-Palestina, Omar Assad, 80 tahun, yang tewas setelah diikat dan disumpal tentara Israel selama penggeledahan di Tepi Barat, Januari 2022.

Saat itu, AS menyerukan penyelidikan kriminal menyeluruh dan akuntabilitas penuh dalam kasus ini.

Baca Juga: Israel Sewot, Panggil Duta Besar Negara yang Setuju Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

IDF kemudian mengatakan pihaknya menyesali kematian Assad, dan Komandan Netzah Yehuda akan ditegur atas kematian tersebut.

Ia menambahkan bahwa dua tentara akan dilarang bertugas di posisi senipr selama dua tahun, namun tak akan dituntut.

Mereka mengatakan kematian Assad disebabkan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.


 




Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x