Kompas TV internasional kompas dunia

Sempat Tunda Kirim Bom, AS Rencana Kirimkan Paket Bantuan Militer Senilai 1 Miliar Dolar ke Israel

Kompas.tv - 15 Mei 2024, 10:20 WIB
sempat-tunda-kirim-bom-as-rencana-kirimkan-paket-bantuan-militer-senilai-1-miliar-dolar-ke-israel
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara sebelum menandatangani paket bantuan bagi Ukraina, Israel, dan Taiwan senilai total USD 95 miliar atau setara Rp1.539 triliun di Gedung Putih, Washington, AS, Rabu (24/4/2024). (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memberi tahu anggota parlemen tentang rencana pengiriman paket bantuan baru berupa senjata dan amunisi senilai lebih dari 1 miliar dolar AS ke Israel. 

Dilansir dari Associated Press, Rabu (15/5/2024), ini menjadi pengiriman senjata pertama yang diumumkan oleh Gedung Putih sejak penundaan pengiriman ribuan bom awal bulan ini.

Pemerintah AS sebelumnya menunda pengiriman 3.500 bom untuk mencegah penggunaannya dalam serangan di Rafah oleh Israel. 

Seperti diketahui, Israel saat ini tengah memasuki bulan ketujuh dalam perang melawan Hamas di Gaza, dengan Rafah digambarkan sebagai benteng terakhir Hamas.

Paket bantuan yang akan dikirim kali ini mencakup amunisi tank senilai 700 juta dolar AS, kendaraan taktis senilai 500 juta dolar AS, dan mortir senilai 60 juta dolar AS. Meski begitu, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai waktu pengiriman.

Penasihat komunikasi keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menyampaikan bahwa AS mengusulkan metode alternatif untuk mengalahkan Hamas yang tidak melibatkan operasi besar di Rafah. 

Baca Juga: Kombatan Hamas Bermunculan di Daerah yang Ditinggalkan Israel, Analis: Mereka Tetap Efektif Tempur

Kirby juga menegaskan kembali komitmen pemerintahan Biden terhadap keamanan Israel dan dukungan peralatan militer.

“Bagi [Presiden Biden], hal ini sangat jelas: Dia akan terus memberikan semua kemampuan yang dibutuhkan Israel, namun dia tidak ingin kategori senjata Amerika tertentu digunakan dalam jenis operasi tertentu di tempat tertentu. Dan lagi, dia sudah jelas dan konsisten dengan hal itu," kata Kirby dikutip dari Fox News.

Peringatan juga datang dari AS dan sekutu lainnya tentang potensi bencana bagi warga sipil jika operasi besar dilakukan di Rafah. 

Meskipun demikian, komitmen AS terhadap keamanan Israel tetap kuat di tengah kekhawatiran internasional mengenai eskalasi konflik.

Menurut laporan Al Jazeera, sejak 7 Oktober, serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 35.173 orang dan melukai 79.061 lainnya. 

Agresi Israel tersebut merupakan balasan serangan Hamas pada tanggal yang sama di mana mengakibatkan 1.139 korban tewas, dengan puluhan orang masih berada dalam tawanan.

Serangan baru-baru ini dari militer Israel telah memaksa lebih dari 450.000 warga Palestina meninggalkan kota Rafah, sementara 100.000 lainnya mengungsi dari wilayah utara. 

Baca Juga: 76 Tahun Nakba: Mengenang Shireen Abu Akleh, Jurnalis Palestina yang Ditembak Israel saat Liputan


 

 



Sumber : Associated Press/Fox News/Al Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x