Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Bakal Kehilangan Sekutu, Negara Ini Bertekad Mundur dari Organisasi Keamanan Kolektif CSTO

Kompas.tv - 13 Juni 2024, 15:08 WIB
rusia-bakal-kehilangan-sekutu-negara-ini-bertekad-mundur-dari-organisasi-keamanan-kolektif-csto
PM Armenia, Nikol Pashinyan di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rabu (7/9/2022). (Sumber: Sergei Bobylev/TASS News Agency Host Pool Photo via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

YEREVAN, KOMPAS.TV - Rusia akan kehilangan sekutu setelah Armenia menegaskan akan mundur dari Organisasi Kerja Sama Keamanan Kolektif (CSTO).

CSTO sendiri merupakan organisasi serupa NATO yang diinisiasi oleh Rusia, dan diisi oleh sejumlah negara pecahan Uni Soviet.

Beberapa negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Kyrgzstan dan Tajikitas juga menjadi bagian dari CSTO.

Baca Juga: Putin Disebut Tak akan Tewas Karena Kecelakaan Pesawat, Hal Ini yang Disombongkan Rusia

Rencana Armenia untuk mundur dari CSTO diungkapkan oleh Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan.

Pashinyan mengatakan pertama kalinya akan meninggalkan CSTO pada Rabu (12/6/2024).

“Kami akan pergi. Kami memutuskan untuk mundur. Kami tak akan kembali, tidak ada jalan untuk kembali,” ujar Pashinyan dikutip dari Associated Press.

Keputusan ini diyakini buah dari meningginya tensi antara Rusia dan Armenia.

Armenia sendiri sebelumnya membekukan partisipasinya dalam aliansi tersebut, membatalkan keterlibatan dalam latihan militer bersama, dan menolak pertemuan puncak CSTO.

Meski begitu, Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan mengatakan bahwa Pashinyan belum mengeluarkan pernyataan mundur sepenuhnya.

“Mereka yang melihat bahwa perdana menteri mengatakan Armenia mundur dari CSTO telah salah,” kata Mirzoyan.

Hubungan Armenia dan Rusia, yang merupakan sekutu dan sponsor jangka panjang, semakin memburuk setelah kampanye militer Azerbaijan ke wilayah Karabakh.

Kampanye militer itu mengakhiri tiga dekade berkuasanya etnis separatis Armenia di wilayah tersebut.

Pemerintah Armenia menuduh pasukan penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan ke Nagorno-Karabakh setelah pertempuran pada 2020, gagal menghentikan keberingasan Azerbaijan.

Rusia yang memiliki markas militer di Armenia, membantah tuduhan tersebut dan berargumen tentaranya tak memiliki mandat untuk ikut campur.

Pashinya mengecam CSTO atas kegagalan memberikan perlindungan ke Armenia, dan menuduh beberapa anggotanya berpihak ke Azerbaijan.

“Ternyata anggota mereka gagal memenuhi kewajiban mereka di bawah kesepakatan dan berencana perang melawan kami berdampingan dengan Azerbaijan,” tutur Pashinyan.

Baca Juga: Argentina Rusuh Usai Upaya Pemotongan Anggaran Negara oleh Presiden Javier Milei, Bak Medan Perang

Rusia melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit, berusaha menjaga hubungan dekat dengan Armenia, sekaligus menjaga hubungan hangat dengan Azerbaijan, serta sekutu utama Turki, yang merupakan mitra ekonomi utama Moskow di tengah sanksi Barat.

Rusia sendiri marah atas upaya Pashinyan yang memperdalam hubungan Armenia dengan Barat, dan menjauhkan negaranya dari CSTO.

Rusia juga kesal dengan keputusan Armenia bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional, yang tahun lalu mendakwa Putin atas dugaan perang di Ukraina.


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x