Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Tiba di Korea Utara, Bahas Kerja Sama dengan Kim Jong-un untuk Lawan Sanksi AS

Kompas.tv - 19 Juni 2024, 11:03 WIB
putin-tiba-di-korea-utara-bahas-kerja-sama-dengan-kim-jong-un-untuk-lawan-sanksi-as
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Korea Utara pada Rabu (19/6/2024) dini hari, dalam kunjungan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral di tengah sanksi yang dipimpin Amerika Serikat (AS). (Sumber: Kremlin.ru)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

Dalam kunjungan ke Korea Utara, Putin didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Wakil Perdana Menteri Denis Mantrurov, Menteri Pertahanan Andrei Belousov, dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. 

Menurut penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, sejumlah dokumen akan ditandatangani selama kunjungan ini, ada kemungkinan termasuk kesepakatan kemitraan strategis yang komprehensif.

Pejabat Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan pertukaran militer, ekonomi, dan lainnya antara Korea Utara dan Rusia telah meningkat tajam sejak Kim bertemu Putin pada September 2023 di Rusia Timur Jauh, pertemuan pertama mereka sejak 2019. 

Mereka menuduh Korea Utara menyediakan artileri, misil, dan peralatan militer lainnya untuk digunakan di Ukraina, yang telah dibantah oleh kedua negara.

Baca Juga: Putin Tegaskan Rusia Dukung Kemerdekaan Korut, Beri Kode Rusia Dukung Korut Caplok Korsel?

Rusia, bersama China, telah memberikan dukungan politik bagi upaya Korea Utara untuk mengembangkan persenjataan nuklirnya, dengan berulang kali memblokir upaya AS untuk memberlakukan sanksi baru PBB terhadap Pyongyang atas uji coba senjata mereka.

Di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan kunjungan Putin ke Korea Utara menunjukkan bagaimana Rusia dalam "keputusasaan" berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara yang dapat memberikannya apa yang dibutuhkan untuk melanjutkan perang di Ukraina.

"Korea Utara menyediakan amunisi yang signifikan kepada Rusia ... dan senjata lainnya untuk digunakan di Ukraina," kata Blinken. 

Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Lim Soo-suk, mengatakan Seoul terus menekankan kepada Moskow bahwa kerja sama apa pun antara Rusia dan Korea Utara tidak boleh melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB atau mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Ketegangan di Semenanjung Korea berada pada titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, dengan intensifikasi uji coba senjata oleh Kim dan latihan militer gabungan antara Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang yang terus meningkat. 

Kedua Korea juga terlibat dalam perang psikologis gaya Perang Dingin, seperti Korea Utara yang menjatuhkan sampah ke Selatan dengan menggunakan balon dan Korea Selatan yang menyiarkan propaganda anti-Korea Utara lewat pengeras suara.

Setelah mengunjungi Korea Utara, Kremlin mengatakan Putin juga akan mengunjungi Vietnam untuk pembicaraan yang diperkirakan akan fokus pada perdagangan. 

Amerika Serikat, yang telah bertahun-tahun memperkuat hubungan dan mempercepat perdagangan dengan Vietnam, mengkritik rencana kunjungan Putin tersebut.

"Saat Rusia terus mencari dukungan internasional untuk mempertahankan perang ilegal dan brutalnya terhadap Ukraina, kami menegaskan bahwa tidak ada negara yang harus memberi Putin platform untuk mempromosikan perang agresinya dan membiarkan dia menormalisasi kekejamannya," kata juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Vietnam dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga: Momen Putin Disambut di Yakutsk, Sebelum Ketemu Kim Jong Un di Pyongyang


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x