Kompas TV internasional kompas dunia

Dubes Jepang Berkunjung ke PP Muhammadiyah, Sampaikan Keprihatinan Terhadap Palestina

Kompas.tv - 26 Juni 2024, 18:32 WIB
dubes-jepang-berkunjung-ke-pp-muhammadiyah-sampaikan-keprihatinan-terhadap-palestina
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Rabu (26/6/2024) menerima kunjungan silaturahmi Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Yasushi ke luar Jakarta sejak menjabat sebagai Duta Besar. (Sumber: Istimewa)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Deni Muliya

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima kunjungan silaturahmi Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, pada Rabu (26/6/2024). 

Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Yasushi ke luar Jakarta sejak menjabat sebagai Duta Besar.

Yasushi menyampaikan, kunjungan tersebut bertujuan mempererat hubungan kerjasama antara Pemerintah Jepang dan Muhammadiyah.

Selama ini, kerjasama antara kedua pihak telah terjalin dengan baik. Termasuk kunjungan Pemuda Muhammadiyah ke Jepang untuk mempelajari budaya dan perkembangan di sana.

"Kami berharap ke depan ada peningkatan kerjasama dalam bidang pendidikan antara Pemerintah Jepang dengan Muhammadiyah," ujar Yasushi.

Dalam pertemuan tersebut, Yasushi juga mengungkapkan keprihatinan Pemerintah Jepang terhadap kondisi di Palestina dan Timur Tengah. 

Ia juga meminta masukan kepada Muhammadiyah terkait perkembangan Islam di dunia dan Indonesia, serta cara menghadapi kecenderungan radikal dan ekstremisme dalam beragama.

"Lewat kunjungan ini, kami juga ingin belajar bagaimana moderasi Islam dalam menghadapi kecenderungan radikal dan ekstremisme dalam beragama. Karena sebagian masyarakat Jepang masih bertanya-tanya soal radikal dan ekstremisme dalam beragama," tuturnya.

Baca Juga: Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir: Berkurban Menunaikan Kebajikan dan Ketakwaan

Menjawab pertanyaan Yasushi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir memberikan penjelasan secara rinci.

Menurut Haedar, kecenderungan ekstremisme dan terorisme yang melibatkan sebagian kecil umat muslim masih ada. 

Namun, bentuk ekstremisme dan radikalisme tidak hanya terkait agama, tetapi juga aspek-aspek kehidupan lainnya yang dipicu oleh konstelasi politik global, seperti agresi Israel di Palestina.

"Ekstremisme agama dan juga bentuk-bentuk ekstrim lainnya sering dipicu oleh konstelasi politik global yang tidak positif, salah satunya disebabkan oleh agresi dan kebrutalan Israel yang terus-menerus terjadi di Palestina, sehingga memicu pandangan yang bersifat reaktif terhadap tindakan seperti itu," jelas Haedar.

Haedar menegaskan, masalah Palestina dan Israel bukanlah soal agama, melainkan soal kemerdekaan. 

Selain itu, Islamophobia yang berlebihan di Barat, seperti pembakaran Al-Quran oleh beberapa tokoh juga memicu reaksi keras. 

"Sehingga reaksi keras itu bukanlah ekstremisme, tetapi bentuk sikap untuk menjaga agama. Di sinilah persoalan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme bukan merupakan persoalan yang sederhana," tegas Haedar.

Haedar juga menyatakan secara umum, Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat.

Muhammadiyah terus berupaya meningkatkan moderasi beragama dengan menampilkan keberagamaan yang lebih konstruktif.

Haedar meminta Yasushi untuk lebih memahami Islam di Indonesia dengan mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah di daerah, khususnya di Indonesia Timur. 

Dengan demikian, maka Dubes Jepang dapat melihat bagaimana Muhammadiyah menjadi role model dalam moderasi beragama dan membangun masyarakat dalam kemajemukan. 

Baca Juga: Gegerkan Jepang, Apa Itu Bakteri "Pemakan Daging"? 77 Orang Meninggal Dunia

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x