Kompas TV internasional kompas dunia

Pilpres Iran Lanjut ke Putaran Kedua, Pezeshkian Tantang Jalili

Kompas.tv - 29 Juni 2024, 20:54 WIB
pilpres-iran-lanjut-ke-putaran-kedua-pezeshkian-tantang-jalili
Mantan negosiator senior nuklir Iran dan kandidat presiden, Saeed Jalili, memberikan suara di sebuah TPS di Teheran, Iran, Jumat, 28 Juni 2024. Iran akan mengadakan pilpres putaran kedua yang akan mempertemukan Jalili dan Masoud Pezeshkian. (Sumber: ISNA/AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Ada juga yang memandang Pezeshkian mewakili kandidat yang disetujui pemerintah. Dalam sebuah film dokumenter tentang kandidat reformis yang ditayangkan di stasiun TV negara, seorang perempuan mengatakan generasinya “bergerak menuju tingkat” permusuhan dengan pemerintah yang sama dengan generasi Pezeshkian pada Revolusi 1979.

Jalili diprediksi akan langsung menang pada putaran pertama jika suara untuknya dan dua kandidat lainnya tidak terpecah.

Jalili dikenal sebagai "Martir Hidup" setelah kehilangan kaki dalam Perang Iran-Irak pada 1980-an dan terkenal di antara para diplomat Barat karena ceramah dan sikap garis kerasnya.

Qalibaf, mantan jenderal di Garda Revolusi dan kepala polisi Iran, diduga punya basis kekuatan yang lebih luas, meskipun terganggu oleh tuduhan korupsi dan perannya dalam tindakan kekerasan di masa lalu.

Setelah mengakui hasil pemilu, dia dengan cepat menyatakan dukungan bagi Jalili. Ia juga mengkritik Pezeshkian karena bersekutu dengan Presiden Hassan Rouhani dan mantan menteri luar negerinya, Mohammad Javad Zarif.

Keduanya mencapai kesepakatan nuklir Iran pada 2015 dengan kekuatan dunia, yang kemudian runtuh setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Eks Wakil Raisi Mundur dari Pencalonan Presiden Iran, Demi Menguatnya Koalisi Garis Keras

Seorang perempuan mengisi surat suara selama pemilihan presiden Iran di sebuah tempat pemungutan suara di tempat suci Imam Saleh di Teheran utara, Iran, Jumat, 28 Juni 2024. (Sumber: AP Photo/IRNA)

“Jalan belum berakhir, dan meskipun saya menghormati Dr. Pezeshkian secara pribadi, ... saya meminta semua kekuatan revolusioner dan pendukung saya untuk membantu menghentikan gelombang yang menyebabkan sebagian besar masalah ekonomi dan politik kita hari ini,” kata Qalibaf dalam sebuah pernyataan.

Sekarang pertanyaannya adalah apakah Pezeshkian akan mampu menarik pemilih untuk mendukungnya.

Pada hari pemilihan Jumat, dia memberikan komentar tentang hubungan dengan Barat setelah memberikan suara yang tampaknya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih untuk kampanyenya, bahkan setelah mendapat peringatan terselubung dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Presiden Ebrahim Raisi, 63, meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei 2024 yang juga menewaskan menteri luar negeri Iran dan lainnya. Dia dianggap sebagai murid Khamenei dan calon penerusnya.

Namun, banyak yang mengenalnya karena keterlibatannya dalam eksekusi massal yang dilakukan Iran pada tahun 1988, dan perannya dalam tindakan keras terhadap protes-protes atas kematian Mahsa Amini, wanita muda yang ditahan polisi karena diduga tidak memakai jilbab dengan benar.

Pemungutan suara pada Jumat diwarnai satu serangan yang diduga terkait dengan pemilihan. Orang bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah van yang mengangkut kotak suara di provinsi di bagian tenggara Iran yang bergolak, Sistan dan Baluchestan.

Serangan itu menewaskan dua petugas polisi dan melukai lainnya, menurut kantor berita Iran, IRNA. Kekerasan antara pasukan keamanan dan kelompok militan Jaish al-Adl, serta pengedar narkoba, biasa terjadi di provinsi tersebut.


 



Sumber : Associated Press/IRNA



BERITA LAINNYA



Close Ads x