MEXICO CITY, KOMPAS.TV – Setidaknya 192 orang dilaporkan tewas dalam gelombang kekerasan yang pecah sejak bulan lalu di negara bagian Sinaloa, Meksiko bagian utara.
Kekerasan ini dipicu perang antarkartel narkoba yang saling memperebutkan kekuasaan di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Dewan Keamanan Publik Negara Bagian, sebuah lembaga pemantau yang dipimpin warga sipil, Rabu (9/10/2024) lalu.
Dewan yang terdiri dari akademisi, perwakilan bisnis, dan organisasi nirlaba di Sinaloa itu melaporkan, sejak dimulainya kekerasan pada 9 September, hampir 200 kasus pembunuhan dan 226 kasus orang hilang telah tercatat.
Baca Juga: Meksiko Kirim Pasukan Khusus ke Sinaloa usai Penangkapan Bos Kartel Narkoba di AS
Situasi ini memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di wilayah tersebut, di mana sekitar 200 keluarga terpaksa mengungsi dari rumah mereka, 180 bisnis tutup, dan 2.000 pekerjaan hilang akibat konflik bersenjata yang terjadi antara faksi-faksi besar dalam Kartel Sinaloa.
Kekacauan ini dimulai setelah penangkapan bos narkoba terkenal sekaligus salah satu pendiri Kartel Sinaloa, Ismael "El Mayo" Zambada, pada 25 Juli lalu.
Zambada, yang selama ini dianggap sebagai tokoh sentral dalam kartel, ditahan oleh otoritas Amerika Serikat di El Paso, Texas.
Baca Juga: Perebutan Kekuasaan dalam Tubuh Kartel Sinaloa Makin Berdarah usai Penangkapan Dua Bosnya
Penangkapannya memicu pergeseran kekuatan di dalam kartel tersebut, yang juga didirikan oleh Joaquin "El Chapo" Guzman, yang saat ini sedang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Amerika Serikat.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.