SEOUL, KOMPAS.TV - Investigasi penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan menemukan adanya DNA bebek liar dan bulu unggas di dalam mesin pesawat. Kecelakaan ini terjadi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember 2024 dan menewaskan 179 orang.
Berdasarkan laporan awal yang dirilis otoritas Korea Selatan pada Senin (27/1/2025), tim investigasi menemukan DNA itik baikal, sejenis bebek liar yang umum bermigrasi ke Korea Selatan pada musim dingin.
Laporan tersebut menyatakan bahwa ditemukan bercak darah dan bulu unggas "di masing-masing" mesin pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan 2216. Setelah tes DNA, diketahui bahwa bulu dan darah yang ditemukan di mesin berasal dari itik baikal.
Baca Juga: Black Box Pesawat Jeju Air Berhenti Rekam Data 4 Menit sebelum Kecelakaan
Akan tetapi, laporan awal yang dirilis tidak menuliskan kesimpulan tentang mengapa pesawat gagal mengeluarkan roda pendaratan saat kejadian. Laporan ini juga belum menyimpulkan mengapa perekaman data penerbangan berhenti dalam empat menit terakhir sebelum tabrakan.
"Pilot mengidentifikasi kawanan burung saat menuju landasan pacu 01, dan kamera keamanan merekam HL8088 (nomor registrasi pesawat) terbang dekat kawanan burung saat go-around (manuver pendaratan)," demikian laporan awal investigasi kecelakaan pesawat Jeju Air dikutip Al Jazeera.
Laporan tersebut menambahkan, usai memberi izin pesawat untuk mendarat, pemandu lalu lintas udara sempat memperingatkan pilot atas potensi serangan burung pada 29 Desember pukul 08.58 waktu setempat. Semenit kemudian, perekam data penerbangan berhenti berfungsi saat pesawat tinggal berjarak 2 km dari landasan pacu.
Pilot pun mengirimkan pesan mayday karena serangan burung beberapa detik usai perekam data tidak berfungsi. Pilot sempat mengupayakan pendaratan perut sebelum pesawat tergelincir lalu menabrak tembok dan meledak.
Pilot tersebut memiliki pengalaman 6.800 jam terbang. Sedangkan kopilot 1.650 jam terbang. Keduanya tewas saat kejadian.
Hanya dua orang yang selamat dari kecelakaan pesawat Jeju Air pada 29 Desember lalu. Sedangkan 179 orang lain, termasuk kru dan penumpang, tewas.
Sejumlah pihak mempertanyakan adanya tembok di ujung landasan pacu yang ditabrak pesawat Jeju Air. Otoritas Korea Selatan pun mengaku akan mengganti tembok tersebut dengan struktur yang lebih mudah hancur.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol Akhirnya Didakwa Pemberontakan, Terancam Penjara Sumur Hidup
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.