GAZA, KOMPAS.TV - Selama 15 bulan, anak-anak Gaza tidak bisa bersekolah karena sekolah-sekolah dihancurkan atau diubah menjadi tempat penampungan bagi keluarga-keluarga yang mengungsi.
Setelah gencatan senjata yang menghentikan perang pada bulan Januari lalu, Departemen Pendidikan mulai merehabilitasi puluhan sekolah di seluruh Gaza, Palestina.
Tahun lalu, 39.000 pelajar di Gaza tidak dapat mengikuti ujian akhir mereka di bidang pendidikan sekolah, yang dikenal sebagai Tawjihi.
Beberapa anak terpaksa belajar daring selama perang, meski tidak mudah dilakukan karena terbatasnya aliran listrik dan akses internet.
Perang membuat anak-anak Gaza tidak bisa bersekolah selama lebih dari setahun.
Sekolah-sekolah dihancurkan atau diubah menjadi tempat penampungan bagi keluarga-keluarga yang mengungsi.
Menurut Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF), lebih dari 95% dari 564 gedung sekolah di Gaza telah rusak, dengan sekitar 88% memerlukan rekonstruksi yang signifikan.
Ini telah berdampak pada 785.000 anak sekolah dan mahasiswa.
Pengbomman dan operasi darat Israel mengubah wajah Gaza. Beberapa wilayah berubah menjadi lingkungan terlantar yang dipenuhi puing-puing.
Infrastruktur air dan listrik hancur, dan sebagian besar rumah sakit tidak lagi berfungsi.
Perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan 251 orang diculik.
Perang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 111.000 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Baca Juga: Larang Bantuan dan Listrik Masuk Gaza, Israel Dituduh Lakukan Kejahatan Perang
#gaza #sekolah #palestina
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.