JAKARTA, KOMPAS.TV — Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa rencana evakuasi warga Palestina yang menjadi korban perang di Gaza ke Indonesia tidak dimaksudkan sebagai relokasi permanen. Langkah kemanusiaan ini semata-mata bertujuan memberikan pengobatan dan perawatan sementara bagi warga sipil, termasuk anak-anak yatim piatu, yang terdampak konflik berkepanjangan.
Penegasan itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Sugiono menanggapi rencana Presiden RI Prabowo Subianto yang akan mengevakuasi sekitar 1.000 warga Palestina ke Indonesia dalam gelombang pertama.
Menurut Sugiono, sikap Indonesia tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk upaya yang bisa mengubah demografi wilayah Gaza.
Baca Juga: Serangan Israel, Hampir 51.000 Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober 2023
“Sesuai arahan Presiden, keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk “memindahkan” warga Palestina tersebut dari Tanah Airnya,” ujar Sugiono dalam pernyataan resminya, Kamis (10/4/2025), dikutip dari laman Kemlu.
Ia menambahkan, setiap upaya untuk mengubah demografi Gaza, termasuk dengan merelokasi warganya secara permanen, merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Karena itu, Indonesia akan memastikan seluruh langkah evakuasi dilakukan secara terukur, atas persetujuan semua pihak terkait, dan hanya untuk tujuan kemanusiaan.
Sugiono menjelaskan, sejak awal Indonesia telah menunjukkan solidaritas terhadap Palestina melalui berbagai bentuk dukungan, mulai dari peningkatan kapasitas, pembangunan infrastruktur, hingga pengiriman bantuan kemanusiaan.
Rencana evakuasi ini menjadi bagian dari komitmen tersebut, seiring dengan intensifnya konsultasi diplomatik Indonesia dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Presiden Prabowo saat ini sedang melakukan lawatan ke Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania untuk mencari dukungan atas rencana evakuasi serta mendorong penyelesaian konflik Gaza secara damai.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.