Kompas TV lifestyle kesehatan

Kasus Kematian 4 Anak di Jagakarsa Berawal dari KDRT, Begini Dampak Buruk bagi Anak-anak

Kompas.tv - 7 Desember 2023, 15:04 WIB
kasus-kematian-4-anak-di-jagakarsa-berawal-dari-kdrt-begini-dampak-buruk-bagi-anak-anak
Ilustrasi KDRT (Sumber: Google/Net)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus tewasnya 4 orang anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu (6/12/2023) kemarin menggegerkan publik.

Sang ayah PD (40) diduga tega menghabisi keempat anaknya yakni A (6), Sa (4), Aa (3), dan Ak (1), yang ditemukan di kamar rumah mereka.

Sementara PD ditemukan terkulai lemas di kamar mandi setelah mencoba bunuh diri.

Usut punya usut, sebelum tragedi terjadi, PD diketahui sempat bertengkar dengan istrinya DP.

Bahkan pertengkaran keduanya berujung dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang membuat DP harus dirawat RSUD Pasar Minggu karena mengalami luka di bagian kepala.

Tetangga korban, Titin Rohmah (49), mengatakan bahwa peristiwa dugaan KDRT itu diketahui saat adik P mendatangi rumah kontrakan untuk mengantar D ke tempat kerja.

Adik pelaku memanggil D, tetapi tak ada respons. Pintu pun dibuka paksa dan diketahui bahwa P tengah memukuli istrinya.

“Pertama datang adiknya mau nganter kerja (istri pelaku) ke kantor. Dipanggil nggak keluar. Pas ditendang pintu, istrinya lagi digebukin Pak Panca,” kata Titin, Kamis (7/12/2023).

Titin pun dipanggil oleh adik pelaku untuk dimintai pertolongan. Titin mengaku melihat D sudah dalam kondisi babak belur. 

“Istrinya sudah pada benjol jidatnya, ada tiga atau empat (benjolan), muntah darah,” cerita Titin.

Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri kematian empat anak itu, termasuk sang ayah yang tergeletak dengan senjata tajam di kamar mandi. 

Di lokasi kejadian, polisi menemukan sebuah tulisan di lantai berwarna merah, ”Puas Bunda, tx for all”.

”Masih didalami itu ditulis siapa, warna merah apa, harus pasti tidak boleh berandai-andai. Ini yang menulis siapa warna merah ini apa,  harus kami pastikan, akan kami lakukan uji laboratorium,” kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi dikutip dari Kompas.id.

Dampak KDRT bagi Anak

Tak bisa dipungkiri, jika terjadi sebuah permasalahan atau konflik dalam keluarga, anaklah yang pertama kali menjadi korban.

Anak yang seringkali melihat pertengkaran atau cekcok kedua orang tua mereka, akan berdampak pada perilaku sang anak.

Baca Juga: Soal 4 Anak Tewas di Jagakarsa, Tetangga Sempat Lihat Wajah Ibu Berlumuran Darah, Diduga Alami KDRT

Anak bisa menjadi anti-sosial, mudah depresi hingga merasa cemas, jika terus menerus menyaksikan konflik orang tua.

Apalagi konflik antara orang tua semakin jauh dengan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Dampak KDRT pada anak bisa terjadi dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Dilansir dari verywellmind, anak-anak yang melihat KDRT akan selalu merasa cemas.

Anak-anak ini akan hidup dalam keadaan tertekan ketika serangan fisik atau verbal terjadi lagi di rumah mereka.

Hal ini bisa menyebabkan perilaku buruk anak di sekolah yang menjadi anti-sosial hingga merasa bersalah atas kekerasan yang dialami orang tua mereka.


 

Dampak paling buruk dari KDRT bagi anak adalah bisa menyebabkan gangguan stres pascatrauma.

Meski terhindar dari kekerasan fisik, trauma kekerasan dalam rumah tangga cukup menimbulkan perubahan berbahaya pada perkembangan otak anak. 

Perubahan ini dapat menyebabkan mimpi buruk, perubahan pola tidur, kemarahan, mudah tersinggung, kesulitan berkonsentrasi, dan anak-anak terkadang memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali aspek pelecehan traumatis yang diamati. 

Selain itu, perilaku anak juga bisa berubah menjadi agresif di lingkungan sekolahnya.

Baca Juga: Ayah di Jagakarsa Coba Bunuh Diri usai Diduga Bunuh 4 Anak, Pakar: Tanda-Tanda Suicide Epidemic

Remaja yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga, mereka cenderung bertindak sebagai reaksi terhadap situasi yang mereka lihat.

Mereka mungkin berkelahi, bolos sekolah, melakukan aktivitas seksual berisiko, atau mencoba-coba narkoba dan alkohol yang berujung pada tindakan melanggar hukum.

Dampak bagi anak yang menyaksikan KDRT juga memiliki risiko untuk jangka panjang.

Anak yang cemas dan dibesarkan di lingkungan yang toksik dan penuh kekerasan dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang depresi..

Trauma karena sering menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga menempatkan anak pada risiko tinggi mengalami depresi, kesedihan, gangguan konsentrasi, dan gejala depresi lainnya di masa dewasa.

Hal tersebut kemudian juga berdampak pada masalah kesehatan sehingga memiliki pola makan yang buruk dan menjadi penyebab utama penyakit seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes di masa dewasa.

Dampak lain yang cukup berbahaya di jangka panjang adalah potensi melakukan KDRT dengan pasangan di masa depan.

Dalam kasus ini, anak laki-laki mungkin melakukan pelecehan fisik terhadap pasangannya setelah melihat ayahnya melakukan hal yang sama. 

Demikian pula, perempuan yang tinggal di rumah yang menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga lebih besar kemungkinannya untuk mengalami pelecehan seksual oleh pasangannya di masa dewasa.

Maka dari itu, penting untuk menghindarkan anak dari paparan KDRT demi menjaga dampak buruk yang bisa ditimbulkan dalam jangka pendek maupun panjang. 

Baca Juga: 6 Bulan Tak Bayar Kontrakan, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Disebut Menganggur



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x