Kompas TV lifestyle kesehatan

9 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Simak Penjelasannya

Kompas.tv - 29 Februari 2024, 04:40 WIB
9-penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi-simak-penjelasannya
Ilustrasi imunisasi Rotavirus kepada bayi. (Sumber: dinkes.yogyaprov.go.id)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap penyakit tertentu.

Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin pada seseorang, sehingga tubuhnya resisten terhadap penyakit tertentu.

Melansir laman Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, program imunisasi di Indonesia mewajibkan setiap bayi berusia 0 hingga 11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Berikut beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

1. TBC

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.

Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk.

Gejala awal penyakit ini adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada malam hari.

Baca Juga: Cegah Pneumonia pada Balita, Save The Children Lakukan Imunisasi

Gejala selanjutnya yaitu batuk terus menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Sedangkan gejala lain timbul tergantung pada organ yang diserang.

2. Polio

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menular. Penyakit ini disebabkan oleh virus polio. 

Biasanya, penularan terjadi melalui kontak langsung atau mengonsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi dengan feses yang mengandung virus polio.

Meskipun tidak memiliki gejala, tetapi pengidap polio tetap bisa menularkan virus polio kepada orang lain.

Paparan virus ini dapat memicu cedera saraf yang berisiko menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, hingga kematian.

3. Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan neurotoksin dan ditularkan melalui luka terbuka di kulit.

Setelah di dalam tubuh, bakteri tersebut kemudian mengeluarkan racun untuk menyerang sistem saraf di tubuh manusia.

Gejala khas yang muncul akibat tetanus adalah tegang dan kaku pada otot rahang.

Keluhan ini akan muncul dalam 3 hingga 21 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.

Gejala lain yang timbul adalah tegang pada otot sekitar bibir, kaku pada otot leher dan otot perut, kesulitan menelan, serta sesak napas.

Pada bayi terdapat gejala berhenti menyusu antara 3 hingga 28 hari setelah lahir.

Gejala berikutnya berupa kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.

4. Batuk rejan

Batuk rejan adalah salah satu kondisi yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian pada anak di bawah usia 2 tahun jika tidak segera ditangani. Batuk rejan atau pertusis adalah jenis infeksi saluran pernafasan yang sangat menular. 

Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi suara tarikan nafas tinggi yang khas dan berkepanjangan.

5. Difteri

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri jenis ini ditularkan melalui kontak fisik dan saluran pernafasan.

Gejala yang timbul berupa radang tenggorokan, hilang nafsu makan, dan demam ringan. Dalam 2 hingga 3, akan hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil.

Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit difteri adalah gangguan pernafasan yang bisa berakibat kematian.

6. Campak

Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Myxovirus viridae measles.

Virus ini ditularkan melalui udara (percikan ludah) dari bersin atau batuk penderita.

Gejala awal yang timbul pada penyakit campak berupa demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, konjungtivitis (mata merah) dan koplik spots (bintik-bintik putih yang muncul pada area mulut). Selain itu, timbul pula ruam pada muka dan leher.

Kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi yang diakibatkan dari penyakit campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga, infeksi saluran napas (pneumonia).

7. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning).

Penyakit hepatitis B dapat ditularkan dari suntikan yang tidak aman, transfusi darah, melalui hubungan seksual dan ibu ke bayi selama proses persalinan.

Gejala yang ditimbul berupa merasa lemah, gangguan perut, flu, urin menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, dan warna kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit.

8. Rubella

Measles rubella adalah penyakit menular yang terjadi akibat infeksi virus. Kondisi ini memiliki nama lain campak jerman, yang biasanya menyerang anak-anak dan remaja.

Rubella merupakan penyakit yang berbeda dari campak, tetapi mereka memiliki kesamaan gejala, yakni munculnya ruam kemerahan pada kulit.

Wanita hamil dengan usia kehamilan belum 5 bulan harus lebih mewaspadai penyakit ini.

Pasalnya, penyakit ini berpotensi untuk menimbulkan sindrom rubella kongenital yang bisa berdampak pada bayi setelah kelahiran.

Virus rubella ditularkan melalui jalur pernafasan dan bereplikasi dalam nasofaring dan kelenjar getah bening.

Virus ini juga ditemukan dalam darah 5 hingga 7 hari setelah infeksi dan menyebar ke seluruh tubuh.

Rubella ditularkan melalui oral droplet, dari nasofaring atau rute pernafasan.

Gejala rubella pada anak biasanya berlangsung dua hari yang ditandai dengan ruam awal pada wajah yang menyebar ke seluruh tubuh, demam ren posterior limfadenopati servikal.

Sedangkan gejala pada anak yang lebih tua dan orang dewasa gejala tambahan berupa pembengkakan kelenjar, dingin seperti gejala, dan sakit sendi terutama pada wanita muda.

Baca Juga: Ayah Bunda Wajib Tahu! Ini Daftar 14 Vaksin yang Masuk Imunisasi Dasar Rutin Kemenkes

9. Haemofilus influenza

Haemophilus influenzae adalah bakteri gram-negatif yang merupakan penyebab beberapa jenis infeksi pada manusia.

Meskipun namanya mengandung "influenza", H. influenzae sebenarnya bukan penyebab flu (influenza).

Namun, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai kondisi medis.

Termasuk infeksi saluran pernapasan atas (seperti sinusitis dan otitis media).

Infeksi saluran pernapasan bawah (seperti pneumonia), serta infeksi lainnya seperti meningitis, epiglotitis, dan infeksi pada kulit atau persendian.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x