Kompas TV lifestyle beauty and fashion

8 Efek Samping Terlalu Sering Mewarnai Rambut

Kompas.tv - 26 Maret 2024, 15:29 WIB
8-efek-samping-terlalu-sering-mewarnai-rambut
Ilustrasi. Terlalu sering mewarnai rambut diyakini memiliki efek samping bagi kesehatan rambut dan tubuh. (Sumber: Freepik/RawPixel)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mewarnai rambut menjadi tren kecantikan yang digemari banyak orang. Tujuannya, untuk mengikuti tren, sekadar ingin tampil beda, atau menutupi uban dan meningkatkan rasa percaya diri.

Namun, tahukah Anda, terlalu sering mewarnai rambut memiliki efek samping bagi kesehatan rambut dan tubuh?

Dilansir laman Cleveland Clinic, pewarna rambut umumnya mengandung bahan kimia seperti amonia, peroksida, dan para-phenylenediamine (PPD). 

Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti alergi. Berikut beberapa efek samping terlalu sering mewarnai rambut.

Baca Juga: Sedang Hamil tapi Ingin Mewarnai Rambut? Berikut 4 Tips Aman dari Pakar

8 Efek Samping Terlalu Sering Mewarnai Rambut

1. Alergi

Alergi akibat terlalu sering mewarnai rambut sering terjadi. Jenis alergi yang dihasilkan bermacam-macam, mulai dari ringan sampai berat.

Hal ini terjadi karena terdapat bahan kimia yang bernama para-phenylenediamine. Bahan tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi seperti ruam dan gatal di sekitar kelopak mata atas.

Namun bahaya cat rambut yang disebutkan tadi masih tergolong ringan. Masih ada gejala yang lebih berat seperti kemerahan, kulit melepuh dan terjadi pembengkakan di seluruh bagian wajah (angioedema).

Untuk itu, Anda perlu menghindari beberapa produk pewarna rambut yang mengandung bahan-bahan tersebut.

2. Ganggauan saluran pernapasan

Menggunakan pewarna rambut secara berlebihan dapat berdampak juga pada sistem pernapasan. Hal ini disebabkan kandungan amonia yang bersifat racun, sehingga menimbulkan gangguan pada organ pernapasan, seperti paru-paru, tenggorokan, dan lain-lain.

3. Iritasi mata

Pewarna rambut kebanyakan memiliki aroma kuat yang menyengat dan kurang sedap. Hal ini tidak hanya menimbulkan sesak pada organ pernapasan, tetapi menciptakan rasa perih di sekitar area mata.

Aroma yang begitu kuat dapat mengganggu mata bahkan rasanya seperti tersengat dan tak jarang membuat mata berair.

4. Membahayakan janin

Efek samping terlalu sering mewarnai rambut selanjutnya adalah membahayakan janin. Sebab, kandungan formaldehida di dalam beberapa produk pewarna rambut bersifat karsinogenik serta berpotensi meningkatkan risiko keguguran hingga kecacatan janin.

Untuk itu, sebaiknya ibu hamil menghindarinya.

5. Merusak rambut

Pewarna rambut sering kali mengandung amonia dan peroksida. Amonia bisa menembus batang rambut dan peroksida menetralkan pigmen alami rambut serta menghilangkan warna. 

Keduanya menjadi masalah utama kerusakan rambut. Bahan kimia akan membuat rambut kehilangan kilaunya hingga mudah patah. Satu-satunya cara untuk menghilangkan kerusakan berlebih adalah dengan memotong rambut Anda.

6. Merusak sistem imun

Dalam pewarna rambut terdapat kandungan DMDM hydantoin yang dapat merusak sistem imun. Bila sistem imun rusak, daya tahan tubuh akan melemah dan seseorang akan mudah terserang penyakit.

Kondisi ini tentu membahayakan dan dapat berisiko menyebabkan kematian.

7. Memicu kerusakan saraf

Timbal asetat yang ada pada produk pewarna rambut diduga memiliki indikasi dapat merusak otak dan saraf. Meski secara internasional sudah ada larangan penggunaan bahan tersebut.

Nyatanya masih banyak produk pewarna rambut yang menggunakan bahan timbal dan dijual bebas.

Baca Juga: Bolehkah Mewarnai Rambut saat Hamil? Ini Kata Dokter

8. Kanker

Penelitian yang mengaitkan proses pewarnaan rambut dan kanker masih memberikan hasil yang berbeda. Namun, sejak pertama kali cat rambut diperkenalkan, kandungan yang bersifat karsinogenik (memicu kanker) ditemukan di dalamnya.

Seiring berjalannya waktu, produsen cat rambut mengubah beberapa kandungan di dalamnya. Kendati demikian, risiko kanker akibat pewarnaan rambut tetaplah ada.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x