JAKARTA, KOMPAS.TV - 3 November 2020 waktu Amerika Serikat adalah puncak Pilpres Amerika Serikat. Sejumlah tempat pemungutan suara pun sudah dibuka, bagi warga di 50 negara bagian.
Salah satunya di Florida, Amerika Serikat. Warga berdatangan ke TPS untuk memberikan suara mereka dengan tetap menjaga jarak, di tengah pandemi corona.
Negara bagian Florida menjadi salah satu wilayah krusial dimana Electoral Votenya diperebutkan untuk menentukan siapa capres yang bisa melenggang ke gedung putih.
Dua kandidat Presiden Amerika Serikat, Petahana Donald Trump dan penantangnya Joe Biden sama-sama ingin memastikan kemenangannya di negara bagian yang memang menjadi titik penting dalam penghitungan suara.
Pilpres AS kali ini tercatat dalam sejarah modern sebagai pilpres tersengit dan turut menciptakan polarisasi kuat di masyarakat Amerika sendiri.
Pilpres AS kali ini tercatat dalam sejarah modern sebagai pilpres tersengit dan turut menciptakan polarisasi kuat di masyarakat Amerika sendiri.
Partisipasi pemilih pun meningkat dan sudah tercatat menembus angka 97 juta pemilih di tahapan early voting atau pemungutan suara dini via pos.
Dari hasil survei posisi Joe Biden diprediksi unggul dari petahana Donald Trump.
Lalu apa pengaruhnya kepemimpinan Amerika Serikat bagi dunia maupun Indonesia? Apa dampaknya bila Trump kembali berkuasa dan juga sebaliknya bila Joe Biden sebagai nahkoda Negeri Paman Sam? Simak dialog bersama Dino Patti Djalal, Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.