Kompas TV nasional politik

Dituding Ingin Jadi Presiden, Moeldoko: Kerjaan Gue Setumpuk, Ngurusi yang Nggak-Nggak Saja

Kompas.tv - 3 Februari 2021, 17:52 WIB
dituding-ingin-jadi-presiden-moeldoko-kerjaan-gue-setumpuk-ngurusi-yang-nggak-nggak-saja
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Dituding Ingin Jadi Presiden, Moeldoko: Kerjaan Gue Setumpuk, Ngurusi yang Nggak-Ngak Saja! (Sumber: KOMPAS.com/Haryantipuspasari)
Penulis : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah dirinya ingin mencalonkan diri menjadi presiden..

Pernyataan tersebut menjawab tudingan Partai Demokrat yang menyebut bahwa Moeldoko ingin mengambil alih paksa partai untuk kendaraan dalam Pemilu 2024 mendatang.

Moeldoko mengatakan bahwa tidak ada niatannya untuk maju menjadi calon presiden (capres). Saat ini saja, dia mengaku, sudah terlalu banyak disibukkan dengan pekerjaannya sehingga tak ada waktu untuk mengurusi pencapresan.

Baca Juga: Ketum Pertama Partai Demokrat Angkat Bicara, Mengaku Namanya Dicatut

"Dibilang mau jadi Presiden lagi, yang enggak-enggak saja. Kerjaan gue setumpuk, ngurusi yang enggak-enggak saja," ujar Moeldoko saat konferensi pers dalam Breaking News KOMPAS TV, Rabu (3/2/2021).

Moeldoko lantas menganggap tudingan Partai Demokrat tersebut sebagai dagelan. "Ini kayak dagelan saja, lucu-lucuan saja," katanya.

"Emangnya gue bisa, itu gue todongin senjata para DPC (Dewan Pimpinan Cabang)-nya? Semua kan ada aturan AD/ART dalam sebuah partai politik, jangan lucu-lucuan begitu lah," sambung mantan Panglima TNI itu.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut ada upaya kudeta mengambil Partai Demokrat yang digagas sejumlah orang baik kader aktif, nonaktif, dan pejabat tinggi di lingkaran Presiden Jokowi.

"Para pimpinan dan kader Demokrat yang melapor kepada kami tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers, Senin (1/2/2021).

Menurut AHY, ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti 'paksa' Ketum PD tersebut dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x