Kompas TV nasional peristiwa

Kisah Pemilik Rumah yang Ditutup Tembok Beton, Anak-anak Harus Panjat Dinding Kawat Berduri

Kompas.tv - 15 Maret 2021, 09:42 WIB
kisah-pemilik-rumah-yang-ditutup-tembok-beton-anak-anak-harus-panjat-dinding-kawat-berduri
Salah satu anak kecil yang menetap di gedung fitness milik keluarga Asep harus melewati dinding berkawat duri saat hendak memasuki kediaman mereka, Minggu (14/3/2021). (Sumber: KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Iman Firdaus

Baca Juga: Sekarang Jalur Sepeda di Sudirman-Thamrin Dipasang Pembatas Berbahan Beton, Motor Dilarang Masuk

"Anak kecil ya kaya dipenjara aja. Harus manjat, susah. Biasa ke supermarket mereka, sekarang susah. Temennya ya sekarang dari keluarga aja," ucapnya.

Padahal, kata Asep, di antara keempat anak tersehut ada yang harus mengambil kelas tambahan dan les mengaji tiap sore hari. Sementara itu, beberapa di antaranya ada yang sudah mulai sekolah.

"Ada yang sudah sekolah, tapi kan sekolah online. Tiap sore tapi mereka ngaji, mereka juga pernah jatoh waktu naik tangga itu. Kayunya roboh," tutur dia.

Terkait parkir kendaraan pribadi, Asep menumpangkan kendaraan bermotornya di rumah atau gedung tetangganya.

Baca Juga: Pemilik Tanah Inginkan Permintaan Maaf selain Minta Kompensasi Rp 150 Juta untuk Robohkan Tembok

"Kendaraan nitip di tetangga. Alhamdulillah punya tetangga baik," ujarnya.

Selain anak-anaknya, Asep pun mengaku mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Karena adanya dua dinding itu, tukang sampah di permukiman tersebut tak pernah mengambil sampah dari kediaman Asep.

"Ya lewat aja tukang sampah. Enggak pernah masuk, orang enggak bisa. Ini makanya sampah numpuk di deket pager gedung," ucapnya.

Selain itu, keluarga Asep juga kesulitan untuk membeli bahan pangan. Sebab, tukang sayur keliling di lingkungan itu kesulitan untuk mengakses kediaman Asep.

Baca Juga: Pengacara Ungkap Kondisi Fredy yang Bersengketa dengan Dino Patti Djalal: Hancur Dia Tak Punya Duit

Kendati demikian, kata Asep, si anak mantan pemilik gedung itu memberikan akses jalan keluar untuk Asep.

Akses keluar atau masuk tersebut terletak di bagian belakang gedung yang menembus jalan gang lain.

Namun, Asep atau anggota keluarga harus melewati pemakaman terlebih dahulu jika ingin melewati jalan itu.

"Kami dikasih jalan tuh pemakaman umum. Itu khusus untuk orang doang. Kendaraan seperti motor atau mobil enggak bisa (masuk atau keluar)," tutur Asep.

Baca Juga: Wagub DKI Jakarta Tanggapi Soal Dugaan Korupsi Pembelian Lahan Rumah DP Nol



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x