Kompas TV nasional berita utama

Status KKB Jadi Teroris, Yenny Wahid: Jangan Geser Fokus Menyejahterakan Papua

Kompas.tv - 1 Mei 2021, 08:31 WIB
status-kkb-jadi-teroris-yenny-wahid-jangan-geser-fokus-menyejahterakan-papua
Yenny Wahid saat menyambangi Kantor Kemenko Polhukam, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020). (Sumber: KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)
Penulis : Gading Persada | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV- Polemik keputusan pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebagai teroris hendaknya harus disikapi secara bijak.

Bahkan, jangan sampai menggeser fokus utama yang harusnya dilakukan di bumi cenderawasih itu.

“Fokus utama di sana sebenarnya adalah mewujudkan masa depan Papua yang sejahtera, ini yang tidak boleh digeser,” kata Yenny Wahid, salah satu putri presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam catatan tertulisnya, Jumat (30/4/2021).

Tak hanya upaya untuk mewujudkan masa depan Papua yang sejahtera, seluruh pihak, ungkap dia, juga tetap harus fokus bagaimana semua hal yang dilakukan mampu mensejahterakan masyarakatnya.

Baca Juga: Dulu, 3 Cara Ini Dilakukan Gus Dur untuk Selesaikan Konflik di Papua

“Pro kontra status KKB di Papua menjadi kelompok teroris tidak boleh menggeser fokus kita pada upaya mewujudkan masa depan Papua yang lebih baik,” ungkapnya.

Menurut dia, untuk pihak yang kontra, berharap istilah kelompok teroris bisa ditinjau ulang, juga  bisa dipahami.

Selanjutnya mendorong pendekatan kemanusiaan lewat dialog menjadi arus utama.

Ini sejatinya, menurut Yenny, sejalan dengan langkah dan upaya sang ayah, Gus Dur, dalam menyelesaikan beragam soal di Papua lewat pendekatan yang humanistik.

“Mewakili kaum perempuan, saya memahami dan meyakini betul bahwa pendekatan kekerasan dalam hal apapun tidak akan menyelesaikan persoalan, termasuk di Papua,” tutur dia.

Baca Juga: Sorotan: KKB Papua Ditetapkan Sebagai Teroris oleh Pemerintah

“Malah justru berpotensi memunculkan lingkaran kekerasan baru yang menimbulkan  trauma, terutama bagi generasi masa depan, anak-anak kita termasuk anak-anak di Papua,” jelasnya.

Meski demikian, lanjut Yenny Wahid, bukan berarti tidak bisa bersikap tegas.

“Di sini saya perlu garisbawahi bahwa ketegasan berbeda dengan kekerasan. Ketegasan tetap wajib ditunjukkan terhadap hal-hal berkaitan dengan pelanggaran hukum dan konstitusi. Lebih-lebih terhadap tindakan yang dengan sengaja berusaha menginjak-injak nilai kemanusiaan itu sendiri,” kata Yenny. 

Baca Juga: Ini Alasan Pemerintah Memasukkan KKB di Papua sebagai Organisasi Teroris

Lebih lanjut, Yenny mengatakan, sebagai pribadi ia mengenal baik Menkopolhukam Mahfud MD.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu sangat dekat dengan Gusdur yang selalu mengambil kebijakan dengan pendekatan humanistik.

Karena itu, Yenny yakin, penetapan pemerintah soal istilah kelompok teroris terhadap KKB Papua bukan dimaksudkan untuk menihilkan pendekatan humanis dalam menyelesaikan persoalan secara holistik di Papua.

“Karena itu pula, sekali lagi saya mengajak semua pihak tentu dalam porsinya masing-masing, untuk tetap bersama-sama mengawal dan mengupayakan agar siklus kekerasan tidak berlanjut di bumi Papua. Tekad kita satu, Papua sejahtera. Luka di Papua adalah luka seluruh Bangsa Indonesia. Senyum di Papua adalah senyum kita semua pula,” tegas dia dikutip dari Tribunnews.

Baca Juga: TNI Sebut Penembakan Kepala BIN Papua Diduga Dilakukan KKB Pimpinan Lekagak Telenggen




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x