Kompas TV nasional peristiwa

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan, Ada Apa?

Kompas.tv - 8 Oktober 2021, 09:53 WIB
bmkg-imbau-masyarakat-waspadai-cuaca-ekstrem-10-hari-ke-depan-ada-apa
Ilustrasi cuaca ekstrem yang menurut prakiraan BMKG akan terjadi di sejumlah daerah pada 10 hari ke depan karena imbas dari peralihan musim.  (Sumber: The Straits Times)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi selama 10 hari ke depan.

Kepala Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengungkapkan peringatan ini berdasarkan adanya masa peralihan (pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan.

Menurut penjelasannya, berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian III September 2021, sekitar 11,99 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan dan sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau.

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, pada periode pekan ini dan potensi beberapa hari ke depan, fenomena gelombang atmosfer teridentifikasi aktif di sekitar wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan sebagian Jawa.

"Fenomena gelombang atmosfer tersebut adalah Gelombamg Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar Sumatera Selatan dan Jawa," kata Fachri dikutip dari ANTARA, Jumat (8/10/2021). 

Dia berujar, gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudera Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian.

Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

Sama halnya seperti Gelombang Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga: Mantap, BMKG Punya Alat Canggih Deteksi Tsunami Berbasis Android




Sumber : ANTARA


BERITA LAINNYA



Close Ads x