Kompas TV nasional kesehatan

Ini Gejala Hepatitis Akut pada Anak, IDI Minta Seluruh Dokter dan Tenaga Kesehatan Waspada

Kompas.tv - 4 Mei 2022, 05:52 WIB
ini-gejala-hepatitis-akut-pada-anak-idi-minta-seluruh-dokter-dan-tenaga-kesehatan-waspada
Ilustrasi - Hepatitis berat (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengungkapkan gejala Hepatitis akut yang umumnya menimpa pada anak.

Diketahui, Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini secara resmi telah dipublikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia WHO.

Baca Juga: Hepatitis Akut pada Anak Disebut Serius, IDI Minta Orang Tua Ikut Waspada

Meski belum diketahui penyebabnya, Adib menuturkan hepatitis akut memiliki gejala perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi, atau pegal-pegal.

Kemudian, demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, dan atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.

Karena itu, Adib meminta seluruh tenaga kesehatan dan orang tua mewaspadai gejala hepatitis akut, terlebih pada masa mudik Lebaran saat ini.

"Agar seluruh organisasi profesi medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas, posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan juga mewaspadai setiap gejala Hepatitis akut pada anak dan dewasa," kata Adib melalui keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (3/5/2022).

Baca Juga: Kemenkes Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Hepatitis Akut yang Penyebabnya Masih Misterius

Adib menyampaikan perlunya meningkatkan kewasapadan karena WHO dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan imbauan terkait penyakit Hepatitis akut tersebut.

Kemenkes menerbitkan surat edaran dengan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.

Adib menambahkan, sejak resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus ini terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan di 12 negara.

Sementara itu, Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah WHO menyatakan KLB pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia sejak 15 April 2022. Kasus tersebut belum diketahui penyebabnya.

Baca Juga: Adenovirus, Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak-anak di Berbagai Negara

Kewaspadaan meningkat setelah Kemenkes menerima laporan ada 3 pasien anak yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal dunia terkait dugaan hepatitis akut.

Kejadian tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien yang meninggal itu merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran.

Baca Juga: Satgas IDI Ungkap Dugaan Penyebab Hepatitis Misterius yang Serang Anak-anak

Saat ini, Kemenkes sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

"Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.”

Baca Juga: Hepatitis Akut Sudah Masuk Indonesia, Ketahui Pencegahan dan Gejala yang Mirip Sakit Kuning

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x