Kompas TV nasional update

Kemenkes: Orang Dewasa Bisa Tertular Virus Hepatitis Akut Berat

Kompas.tv - 10 Mei 2022, 19:02 WIB
kemenkes-orang-dewasa-bisa-tertular-virus-hepatitis-akut-berat
Ilustrasi virus hepatitis yang menyerang organ hati manusia. (Sumber: Shutterstock/Kateryna Kon)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut  orang dewasa bisa saja tertular virus hepatitis akut berat misterius.

Nadia mengatakan, hingga saat ini kasus penyakit hepatitis akut berat hanya dilaporkan terjadi pada anak dengan usia satu bulan hingga 16 tahun.

“Sampai saat ini karena yang dilaporkan adalah pada rentang usia satu bulan sampai 16 tahun maka kita lihat bahwa potensi penularan pada orang dewasa belum ada,” tuturnya dalam Indonesia Update Kompas TV, Selasa (10/5/2022).

“Tetapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun bisa terjangkit virus hepatitis akut berat ini,” lanjutnya.

Nadia menurutkan, saat ini di Indonesia sudah terdeteksi 15 kasus suspek hepatitis akut berat.

Yang dimaksud dengan suspek hepatitis akut berat, lanjut Nadia, adalah kasus tersebut baru diduga berdasarkan gejala klinis yang muncul seperti diare, dan demam.

Baca Juga: Kemenkes Laporkan Ada 15 Kasus Anak Indonesia Diduga Terinfeksi Hepatitis Akut

Selain itu, ada gejala lanjutan berupa penurunan kesadaran yang kemudian membutuhkan perawatan ICU.

Namun, kata dia, untuk memenuhi kriteria seperti yang disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), perlu serangkaian pemeriksaan lainnya.

Kelima belas kasus ini terbanyak berada di DKI Jakarta, yaitu 11 kasus. Sisanya, satu kasus di Jawa Barat, satu kasus di Bangka Belitung, satu kasus di Jawa Timur, dan satu kasus lagi di Sumatera Barat.

Rata-rata dari ke-15 suspek hepatitis akut ini, gejala awalnya adalah keluhan pada saluran cerna mulai dari mual, muntah, hingga diare.

Dalam tiga hingga lima hari, gejala-gejala tersebut bertambah berat, meskipun, kata dia, ada yang mencoba memberikan pengobatan.

“Setelah itu ditemukan kuning di kelopak mata, pada telapak tangan dan juga kulit. Dapat disertai dengan warna air kecil yang cokelat tua dan BAB (buang air besar atau feses, -red) yang cenderung pucat atau putih,” kata dia.

Dalam hitungan hari sampai seminggu, pasien bisa bergejala berat dengan penurunan kesadaran hingga kejang.

Nadia menambahkan, dari 15 kasus, lima orang anak meninggal dunia, dan kasus suspek hepatitis akut ini perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan, apakah penyebabnya hepatitis tipe A, B, C, D, maupun E.

“Saat ini, dari 15 kasus, empat kasus sudah ada hasil pemeriksaannya, tapi masih menunggu pemeriksaan untuk hepatitis B nya.”

Baca Juga: Tunjukan Gejala Hepatitis Akut, Tiga Anak di Jeneponto Dirawat

“Jadi 11 kita kategorikan sebagai suspek hepatitis akut, empat itu dalam posisi pending klasifikasi menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” lanjutnya.

Empat kasus tersebut, lanjut Nadia, merupakan kasus meninggal dunia yang terjadi pada anak usia 2 tahun, 7 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun.

“Semuanya mengalami kasus kuning atau sindrom kuning, atau demam kuning,” ungkap Nadia.

Dari lima kasus meninggal dunia, menurut Nadia, empat kasus dikategorikan sebagai pending klasifikasi.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x