Kompas TV nasional peristiwa

Anggota DPR Tak Setuju Beli Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina: BPH Migas Kok Enak Sekali Kerjanya

Kompas.tv - 1 Juli 2022, 17:17 WIB
anggota-dpr-tak-setuju-beli-pertalite-pakai-aplikasi-mypertamina-bph-migas-kok-enak-sekali-kerjanya
Foto ilustrasi ketersediaan BBM subsidi jenis Pertalite di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). (Sumber: Shutterstock/Wisely)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

Menurut Mitha, jika penerapan digitalisasi itu dilakukan dengan baik, maka sebenarnya data penjualan Pertalite, Solar, dan Pertamax sudah ada. Karenanya, tidak perlu lagi pakai aplikasi baru untuk beli Pertalite.

Selanjutnya, terkait dengan akar masalah yang kedua, yakni soal pengawasan dalam penyaluran BBM subsidi. Dalam hal ini, pihak yang bertanggung jawab adalah BPH Migas.

"Pertamina hanya menjalankan penugasan untuk mengadakan dan menyalurkan BBM bersubsidi hingga ke daerah terpencil," ucap Mitha.

Baca Juga: Warga Khawatir Penerapan MyPertamina untuk Beli Pertalite dan Solar Justru Mempersulit

"Berarti, selama ini BPH sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam hal pengawasan, tidak menjalankan tugas-tugasnya dengan baik."

Adapun yang memutuskan kuota BBM untuk tiap daerah adalah BPH Migas. Ia pun mempertanyakan mengapa BPH Migas tidak bisa mengawasinya.

"Sejatinya mereka harus bertugas sesuai tupoksinya. Dari setiap liter BBM yang dibeli konsumen, itu ada fee yang didapat BPH Migas," tutur Mitha.

"Berarti selama ini masyarakat selalu bayar fee ke BPH Migas dari tiap liter pembelian BBM tapi kok BPH Migas enak sekali kerjanya, karena berarti fee yang kita bayarkan sia-sia."

Baca Juga: Ini Alasan 11 Wilayah Wajib Daftar MyPertamina untuk Beli Pertalite

Lebih lanjut, Mitha mengungkapkan solusi untuk mengatasi permasalahan penyaluran BBM subsidi agar tepat sasaran.

Pertama, maksimalkan pemanfaatan digitalisasi. Sebab, sudah lebih dari 90 persen SPBU yang dipasangkan alat digitaliasasi di seluruh Indonesia, tapi tidak dijalankan dengan baik.

"Jangankan di Jakarta, di Jateng, Jatim, Sumatera itu banyak temuan digitalisasi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Itu saja dibetulkan pelaksanaannya," kata Mitha.


Solusi kedua, Mitha menuturkan BPH Migas agar bekerja lebih benar sesuai dengan dengan tupoksinya.

"Ini kalau aplikasi MyPertamina tersebut gagal lagi dalam menyalurkan BBM bersubsidi kepada yang berhak, pasti yang diserang nanti Pertamina dan Patra Niaga, bukan BPH Migas," kata Mitha.

Baca Juga: Warga Khawatir Sulit Beli Pertalite Pakai Mypertamina, Pertamina Siapkan Berbagai Langkah

"Kalau ada kelangkaan juga, pasti yang di-bully Pertamina. Padahal BPH Migas yang bertanggung jawab sesuai dengan undang-undang."




Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x