Kompas TV nasional hukum

Ahli Forensik Sebut Potensi Rekayasa Hasil Autopsi Brigadir J Bisa Terjadi, tetapi Sangat Minim

Kompas.tv - 21 Juli 2022, 05:30 WIB
ahli-forensik-sebut-potensi-rekayasa-hasil-autopsi-brigadir-j-bisa-terjadi-tetapi-sangat-minim
Ahli Forensik dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS), dr Novianto Adi Nugroho saat berdialog di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (20/7/2022). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

"Misalnya pun dimanipulasi, itu pasti bisa, cuma hubungannya ini dengan hati nurani," ujar Novianto.

Di sisi lain, seorang ahli bisa saja memberi kesimpulan lain dalam melakukan autopsi jenazah. Tetapi secara keilmuan dan fakta, hasil autopsi yang direkayasa atau dimanipulasi akan tetap diketahui.


"Jadi bagaimana kita, hasil autopsi kita sampaikan dalam satu pendapat ke penyidik. Itulah pendapat ahli. Jadi pendapat ahli bisa berbeda-beda sesuai fakta dan keilmuan, tetapi kesimpulan bisa berbeda sesuai dengan keahliannya," ujar Novianto.

Autopsi ulang

Novianto menyarankan, jika keluarga memiliki keraguan dan ketidakpuasan, lebih baik melakukan autopsi ulang untuk mendapatkan bukti yang lebih valid.

Baca Juga: Brigadir J Diduga Dibunuh di Magelang-Jakarta? Ini Dugaan Kuat Pengacara!

Autopsi ulang ini, sambung Novianto, harus dilakukan sesegera mungkin. Sebab, jenazah akan masuk tahap pembusukan, meski sebelumnya jasad sudah mendapat formalin dan melalui ruang pendingin.

"Misalnya ingin autopsi ulang, lebih cepat lebih baik, sebelum terjadi suatu pembusukan. Tentu data berkurang, dan hasilnya juga akan beda dari autopsi pertama," ujarnya.

Sebelumnya, keluarga menilai ada kejanggalan dalam keterangan polisi dalam mengungkap kematian Brigadir J.

Salah satunya mengenai sejumlah luka yang ada di tubuh Brigadir J. Selain luka tembak, keluarga menemukan luka sayat, jari putus hingga luka luka bekas lilitan tali di leher.

Baca Juga: [Full] Karopaminal Divpropam & Kapolres Jaksel Dinonaktifkan Buntut Kasus Penembakan Brigadir J

Keluarga dan tim kuasa hukum menduga Brigadir J mengalami penyiksaan sebelum meninggal dunia. 

Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) lalu.

Menurut keterangan polisi, Brigadir J meninggal dunia dengan tujuh luka tembak masuk, enam luka tembak keluar dan satu proyektil bersarang di dada.

Baku tembak ini diawali dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x