Kompas TV nasional kesehatan

Penyebab Angka Kematian Kasus Gagal Ginjal Akut Tinggi, Ini Penjelasan Kemenkes

Kompas.tv - 21 Oktober 2022, 12:00 WIB
penyebab-angka-kematian-kasus-gagal-ginjal-akut-tinggi-ini-penjelasan-kemenkes
Ilustrasi. 206 anak Indonesia menderita gagal ginjal akut misterius, 99 di antaranya meninggal. Hal itu diungkapkan Kementerian Kesehatan dari data Selasa (18/10/2020) (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebagaiman diketahui, dari 206 kasus gangguan ginjal akut pada anak yang ditemukan, 99 di antaranya meninggal.

Secara nasional angka kematiannya mencapai 48 persen. Sedangkan, angka kematian pasien yang dirawat di RSCM sebagai RS rujukan nasional mencapai 65 persen.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril menjelaskan alasan di balik tingginya angka kematian gagal ginjal pada anak tersebut.

“Ginjal sebagai pusat metabolisme, organ yang sangat penting. Apabila terjadi gangguan, maka ini akan mengganggu metabolisme dan gangguan metabolisme ini akan menyebabkan organ lain terganggu juga,” ujarnya pada konferensi pers, Rabu (19/10/2022) lalu.


 

Menurutnya, ginjal boleh terganggu tapi jangan samapi ke tahap gagal, yakni ginjal tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya sebagai alat metabolisme tubuh.

Gagal ginjal ini ditandai jumlah urine sangat sedikit, jumlah frekuensi kencing kecil, dan bisa disertai demam, diare, mual, batuk dan  pilek. Bahkan, kalau betul-betul terjadi kerusakan berat maka tidak terjadi produksi air.

“Mengapa tingkat kematian tinggi dikarenakan dia sudah masuk ke dalam fase tersebut. Makanya pada saat ini kita  sampaikan imbauan kepada masyarakat juga pada tenaga kesehatan untuk lebih waspada dan lebih cepat melakukan tindakan apabila ada gejala gejala itu,” tutur Syahril.

Baca Juga: Kisah Ibu Balita yang Meninggal karena Gagal Ginjal: Kayak Diracuni dengan Tiba-tiba

Berdasarkan data per 18 Oktober 2022 yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GgGAPA) mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi. Dengan setidaknya 99 kasus kematian dilaporkan terkait dengan penyakit tersebut dari mulai januari hingga Oktober.

Dikatakan akut karena mendadak atau tiba-tiba, progesif artinya cepat sekali, sedangkan atipikal maksudnya tidak seperti biasa. Dengan kata lain, kasus gangguan ginjal ini 'aneh' karena tidak seperti kasus gagal ginjal yang ada sebelumnya.  

Adapun kasus tertinggi ada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Aceh, dan Bali. Berikut rinciannya;

  1. Aceh: 18 kasus (10 maninggal)
  2. Sumatera Utara: 8 kasus
  3. Sumatera Selatan : 1 kasus
  4. Sumatera Barat: 21 kasus (10 meninggal)
  5. Jambi: 3 kasus
  6. Kep.Riau: 3 kasus (2 meninggal)
  7. DKI Jakarta: 40 kasus (21 meninggal)
  8. Banten: 11 kasus (6 meninggal)
  9. Jawa Barat: 40 kasus (25 meninggal)
  10. DIY: 11 kasus (5 meninggal)
  11. Jawa Tengah: 1 kasus
  12. Jawa Timur: 25 kasus (10 meninggal)
  13. Bali: 17 kasus (7 meninggal)
  14. Kalimantan Barat: 1 kasus
  15. Kalimantan Timur: 1 kasus (meninggal)
  16. Kalimantan Selatan: 1 kasus
  17. Sulawesi Selatan: 1 kasus
  18. NTT: 1 kasus (meninggal)
  19. Papua Barat: 1 kasus (meninggal)
  20. Papua: 1 kasus



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x