Komnas HAM Ungkap CCTV Area Parkir Stadion Kanjuruhan Rusak

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberi pembaruan temuan soal CCTV Tragedi Kanjuruhan. 

Komisioner Pemantauan atau Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menjelaskan bahwa pihaknya telah mengantongi rekaman lengkap CCTV dari Stadion Kanjuruhan. 

Kendati demikian, Anam juga mengonfirmasi bahwa ada satu CCTV yang rusak. CCTV tersebut berada di area parkiran Stadion Kanjuruhan.

"Kami dalami CCTV. Persoalan ada di locusnya blank spot, kami bertemu dengan teknisinya," kata Anam dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (24/10/2022) dikutip dari Kompas.com. 

Baca Juga: Komnas HAM akan Surati FIFA, Tagih Komitmen atas Pelanggaran HAM di Kasus Kanjuruhan

"Memang ada problem teknis CCTV di titik 16 di parkir yang bisa menunjukkan kepala singanya. Itu bermasalah sejak hari Jumat (30 September 2022)," ujarnya. 

Anam menjelaskan bahwa CCTV yang dimaksud memang sedang dalam perbaikan. Tetapi, proses perbaikan belum rampung saat kejadian Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB. 

 

"Karena belum tuntas menggantinya, terutama pada mekanisme sinkronisasi IT, sampai pada hari H kadang-kadang muncul, kadang-kadang tidak," kata Anam.

"Itu kami ditunjukkan detilnya oleh teknisinya. Teknisi dari Stadion Kanjuruhan yang memang sejak awal memasang CCTV dan sampai sekarang melakukan maintenance," ujarnya menambahkan.

Kendati demikian, Anam juga menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki rekaman lengkap CCTV lobi Stadion Kanjuruhan. 

Sebagai catatan, Tragedi Kanjuruhan terjadi tepat setelah pertandingan pekan 11 Liga 1 2022-23 antara Arema FC vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). 

Laga tersebut dimenangkan oleh Persebaya Surabaya dengan skor 3-2. Ini merupakan kemenangan perdana Bajul Ijo di Malang dalam 23 tahun terakhir. 

Baca Juga: Komnas HAM Yakin Gas Air Mata Penyebab Tragedi Kanjuruhan: Pada Saatnya Laporan Kami Buka

Dari dugaan dan temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) hingga hasil investigasi Komnas HAM, gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah tribun diduga sebagai faktor utama meninggalnya total 135 orang di tragedi tersebut. 

Polri sudah menahan enam tersangka Tragedi Kanjuruhan, termasuk Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita.