Kompas TV nasional update

Kronologi Temuan Pasien Polio di Aceh, Alami Demam hingga Pengecilan Otot Kaki

Kompas.tv - 20 November 2022, 10:16 WIB
kronologi-temuan-pasien-polio-di-aceh-alami-demam-hingga-pengecilan-otot-kaki
Ilustrasi demam pada anak. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Purwanto

ACEH, KOMPAS.TV - Seorang anak di Aceh terkonfirmasi menderita penyakit polio tipe 2 setelah demam dan dirawat di rumah sakit selama lima hari.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengungkapkan, pasien di Kabupaten Pidie, Aceh itu merupakan anak berusia 7 tahun 2 bulan.

Sebelum dirawat di RS, anak itu mengalami gejala kelumpuhan pada kaki kiri setelah demam pada tanggal 6 Oktober 2022. Ia kemudian dirawat di RSUD TCD sigil pada tanggal 18 Oktober 2022. 

Pada tanggal 21 hingga 22 Oktober dokter anak mencurigai pasien terjangkit penyakit polio, sehingga dilakukan penelusuran RT-PCR dua spesimen dan dikirim ke provinsi. 

Kemudian, tanggal 7 November hasil RT-PCR keluar dan menunjukkan bahwa pasien terkonfirmasi menderita polio tipe 2.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, pasien anak tersebut mengalami pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri. 

Baca Juga: Gara-Gara Temuan 1 Kasus di Aceh, Indonesia KLB Polio, Kemenkes: Sempat Dinyatakan Musnah 2014

“Tapi anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih, cuman tidak ada obat nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya,” ungkap Maxi di Jakarta, Sabtu (19/11/2022) dilansir dari situs Kemenkes.

Ia juga mengatakan bahwa pasien tersebut tidak memiliki riwayat imunisasi dan tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.


Selain itu, menurut Maxi, kemunculan kasus polio itu disebabkan oleh rendahnya imunisasi di Indonesia, termasuk Aceh. 

"Kalau lihat cakupan oral polio virus OPV dan IPV memang seluruh Indonesia rendah terutama saat Pandemi Covid-19," tutur Maxi.

Berdasarkan penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi Polio yang rendah, faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang juga menjadi penyebab munculnya polio. 

Kemenkes mengungkap, masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Selain itu, meski sudah tersedia toilet, lubang pembuangan rupanya langsung dialirkan ke sungai yang dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak.

Maxi menyatakan, saat ini ada 415 kabupaten atau pun kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio.

Padahal, penyakit polio telah dinyatakan musnah atau eradikasi di Indonesia pada tahun 2014. Oleh karenanya, pemerintah menetapkan temuan polio di Aceh sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Baca Juga: Cakupan Vaksinasi Rendah, 30 Provinsi Indonesia Berisiko Tinggi KLB Polio

Ia menegaskan, temuan satu kasus polio di Aceh itu tak bisa disepelekan, karena Indonesia telah mendapatkan sertifikat eradikasi polio atau bebas polio sejak 2014. Sehingga, menurut Maxi, virus polio tipe 2 seharusnya tidak ada lagi.

Untuk itu, tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kemenkes, WHO, dan Unicef melakukan sejumlah tindakan penting.

Sejumlah tindakan yang dilakukan itu di antaranya, pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layuh lain di sekitar tempat tinggal kasus, pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan, dan pemeriksaan sampel air di tempat pembuangan dan survei cepat cakupan imunisasi.

Selanjutnya, tim tersebut akan memberikan imunisasi polio tambahan bagi semua anak usia 0-13 tahun di seluruh wilayah Provinsi Aceh sebanyak 2 putaran yang direncanakan akan mulai pada tanggal 28 November 2022.

Pihak terkait juga akan melakukan edukasi dan penggerakkan masyarakat untuk mencegah penularan virus polio. Masyarakat akan diberi sosialisasi mengenai pentingnya imunisasi rutin bagi anak serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama perilaku BAB di jamban.

Baca Juga: Stok Kosong, Sejumlah Anak Di Kabupaten Sorong Tak Terima Vaksin Polio Tetes

Sebagai informasi, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan. Penyakit akibat virus ini juga belum ada obatnya hingga sekarang.

“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera melengkapi imunisasi rutin bagi anak-anak sesuai jadwal, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” imbau Maxi.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x