Kompas TV nasional kesehatan

Indonesia Wacanakan Penghentian PPKM, Epidemiolog: Harus Bergantung dengan Kondisi Terakhir Pandemi

Kompas.tv - 29 Desember 2022, 06:20 WIB
indonesia-wacanakan-penghentian-ppkm-epidemiolog-harus-bergantung-dengan-kondisi-terakhir-pandemi
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah pada akhir 2022 kemungkinan akan menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berhenti. (Sumber: ugm.ac.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah mendengungkan wacana penghentian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkait Pandemi Covid-19 di Indonesia. Namun hal itu sebaiknya dilakukan tidak terburu-buru dan memperhatikan kondisi terakhir pandemi.

"Sekali lagi itu kan bicara rencana, nah rencana ini harus bergantung kepada kondisi terakhir," kata Epidemiolog Dicky Budiman kepada KOMPAS.TV, Rabu (28/12/2022).

Melonjaknya infeksi Covid-19 di sejumlah negara akhir-akhir ini, terutama China atau Tiongkok, juga perlu menjadi pertimbangan pemerintah.

"Ketika semua kondisi masih sesuai, layak, tidak ada potensi lebih buruk, dari China terutama, kemudian situasi pasca-Nataru (Natal dan Tahun Baru 2023) juga relatif terkendali, ya bisa saja segera, tapi sudah harus disiapkan mekanisme penggantinya," terangnya.

Apabila pemerintah memutuskan untuk menghentikan PPKM, bukan berarti intervensi atau pendekatan yang memitigasi penularan virus Corona juga dihilangkan.

"Bukan berarti sama sekali tidak ada public health, intervensi atau pendekatan berbasis masyarakat yang akan membantu memitigasi potensi penularan, yang akan juga memberi arahan informasi situasi pandemi ini, karena bagaimana pun pandemi masih ada," ujarnya.

Baca Juga: Ada Lonjakan Kasus Covid-19 di China, Epidemiolog Ingatkan Indonesia Waspadai Potensi Mutasi Virus

Dicky juga menjelaskan, masyarakat perlu memahami bahwa penerapan PPKM bukan berarti membatasi upaya pemulihan. Pemerintah Indonesia bisa saja melakukan perubahan dalam status PPKM.

"Kalau misalnya pemerintah mau melakukan, apalagi pasca-Nataru ya, perubahan dalam status PPKM, ya lakukan adaptasi atau transisi dengan cara bahwa PPKM-nya mungkin ada bentuk lain dengan pelonggaran-pelonggaran yang memungkinkan aspek ekonomi berjalan misalnya, tanpa mengurangi mitigasi," tuturnya.

Mitigasi yang kuat di dalam negeri, dapat memperkecil potensi penularan dari luar negeri. Dicky menyarankan masyarakat untuk tetap memakai masker dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Karena begini, misalnya masuk satu, seseorang membawa virus ini yang baru misalnya dari China, tapi kalau di dalam (negeri) sudah kuat dalam mitigasinya, dan dia sudah diskrining misalnya, sudah ditempatkan terlebih dahulu setidaknya tiga hari, itu akan memperkecil risiko potensi penularan," kata dia.

Baca Juga: Covid-19 Menggila, Jepang Catat Rekor 438 Kematian Harian, Infeksi Tembus 200 Ribu Kasus

"Ketika orang-orang di sekitarnya juga tetap memakai masker, jaga jarak, sudah dalam vaksinasi booster, ya otomatis akan berhenti di orang itu si virus itu," imbuhnya.

"Jadi kenapa PPKM ini menjadi penting, setidaknya dia punya manfaat untuk membangun kewaspadaan, awareness, alertness, menjadi payung bagi penguatan respons seperti 5M maupun vaksinasi, selain tentu 3T-nya di situ," pungkasnya.

Baca Juga: Covid-19 Mengganas di Jepang dan China, Pemerintah Indonesia Masih Monitor Perkembangan Kasus


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x