Kompas TV nasional peristiwa

Sindir Dana Kemenkes, Jokowi Perintahkan Pembelian Alat USG dan Timbangan untuk 10 Ribu Puskesmas

Kompas.tv - 25 Januari 2023, 16:59 WIB
sindir-dana-kemenkes-jokowi-perintahkan-pembelian-alat-usg-dan-timbangan-untuk-10-ribu-puskesmas
Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memenuhi kebutuhan alat USG hingga timbangan di 10,2 ribu puskesmas, Rabu (25/1/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV/Nadia Intan F.)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk memenuhi kebutuhan alat USG, timbangan, dan alat ukur tinggi badan anak di seluruh puskesmas di Indonesia, Rabu (25/1/2023).

Pasalnya, Presiden Jokowi mengatakan alat-alat tersebut dibutuhkan untuk menurunkan serta mencegah stunting di Indonesia. Akan tetapi, pemerataan alat tersebut baru dirasakan di lima ribu dari 10.200 puskesmas.

"Juga yang berkaitan dengan USG atau alat timbang, pengukur panjang atau tinggi badan, itu harganya berapa sih? USG itu harga berapa sih? Anggaran Menkes itu berapa sih? Kan gede banget," kata Jokowi dalam acara pembukan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Rabu (25/1/2023) dipantau dari Breaking News, Kompas TV.

"Tahun ini dibelikan semuanya, kalau sudah 5.000, tinggal nambah 5.200 sudah rampung semua," imbuhnya.

Ia juga menyindir harga timbangan digital dan alat pengukur tinggi badan anak yang masih belum merata di semua puskesmas.

"Timbangan digital harganya berapa sih? Kan murah banget. Masa nggak bisa membelikan, negara sebesar kita?" tanya Presiden Jokowi retoris di harapan Menkes Budi dan sejumlah menteri serta kepala lembaga lainnya.

Baca Juga: Jokowi Tanggapi soal Tingginya Pernikahan Dini: Harus Siap Lahir dan Batin

Ia juga mempertanyakan belum meratanya alat ukur panjang anak di setiap posyandu di Indonesia.

"Pengukur panjang badan atau tinggi anak, masa nggak bisa sih setiap posyandu itu ada?" kata dia.

Ia pun meminta Menkes Budi untuk menyelesaikan pemerataan alat USG hingga ukur tinggi badan anak di seluruh puskesmas.

"Apalagi Pak Menkes ini dulu banker, banker itu mestinya itung-itungan uang lebih pandai Pak Menteri daripada saya, yang paling penting tahun ini bisa diselesaikan semuanya," terang dia.

Ia juga mengingatkan Kemenkes untuk tak mengulang kesalahan sebelumnya yang memberikan biskuit kepada anak-anak yang memiliki berat badan kurang dari rata-rata.

"Jangan sampai keliru, karena yang lalu-lalu dari Kementerian masih memberi biskuit untuk anak, cari mudahnya, saya tahu, lelangnya gampang," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Kalau telur, ikan, kan gampang busuk. Ini cari mudahnya aja, jangan dilakukan lagi! Kalau anaknya, bayinya, harus diberikan telor, ya telor, ikan ya ikan," tegas Jokowi.

Baca Juga: Cegah Stunting, Jokowi Sentil Kemenkes Beri Biskuit untuk Anak: Jangan Dilakukan Lagi

Ia pun memerintahkan kementerian dan lembaga untuk bersinergi menurunkan angka stunting dari 21,6 persen pada tahun 2022 menjadi 14 persen saja di tahun 2024 mendatang.

"Target yang saya sampaikan 14 persen di 2024 harus kita capai. Semuanya bergerak, angka itu tidak sulit dicapai asal kita bekerja bersama-sama," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, masalah stunting juga perlu diatasi dengan kerja sama dari berbagai kementerian dan lembaga.

"Karena masalah stunting kan bukan hanya urusan tambahan makanan, urusan gizi tetapi juga urusan lingkungan, masalah air bersih, masalah rumah sehat, masalah sanitasi jamban," ujar Jokowi.

"Itu kan masalah, ini penanganannya bukan masalah yang hanya di satu kementerian/lembaga, satu sektor tapi memang terintegrasi," lanjut dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menerangkan bahwa saat ini angka pernikahan di Indonesia sebesar dua juta per tahun. Dari dua juta pernikahan itu, satu juta pasangan di antaranya hamil.

Akan tetapi, dari satu juta kehamilan itu, sebanyak 400 ribu anak mengalami stunting.

Baca Juga: Jokowi Sebut Tak Ada Resesi Seks di Indonesia: Masih Tumbuh 2,1 Persen dan Ini Bagus

"Yang nikah hari ini dua juta setahun, satu juta hamil, yang stunting masih 400 ribu," ujar Hasto di acara Pembukaan Rakernas BKKBN, Rabu (25/1/2023).

Ia pun menyarankan agar calon pengantin perempuan yang memiliki anemia untuk menunda kehamilan hingga dirinya siap.

"Kalau ada anemia jangan hamil dulu, ada kurang gizi, kalau nanti lingkar lengan kurang dari 23,5 cm jangan hamil dulu," terang dia.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x