Kompas TV nasional rumah pemilu

Gerindra Sebut Terlalu Dini Bicarakan Jokowi Endorse Prabowo Subianto

Kompas.tv - 23 Maret 2023, 06:10 WIB
gerindra-sebut-terlalu-dini-bicarakan-jokowi-endorse-prabowo-subianto
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Satu Meja The Forum, Rabu (22/3/2023), menilai terlalu dini jika  membahas Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meng-endorse Prabowo Subianto untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) RI 2024. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Harian DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sufmi Dasco Ahmad menilai terlalu dini membahas Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meng-endorse Prabowo Subianto untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) RI 2024.

Penilaian itu disampaikan Dasco dalam Satu Meja The Forum, Kompas TV, (Rabu (22/3/20023), saat ditanya tentang kemungkinan Jokowi meng-endorse Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

Menurut Dasco, kebersamaan yang ditunjukkan oleh Jokowi dan Prabowo lebih kepada hubungan antara presiden dan menteri selaku pembantunya dalam pemerintahan.

“Sebetulnya kan itu lebih daripada Pak Presiden kan sebagai pemimpin pemerintahan, kemudian Pak Prabowo ini sebagai pembantu presiden kita lihat,” tuturnya.

Baca Juga: Didoakan Kepala BIN Sukses di Pilpres, Jubir: Sangat Berarti bagi Prabowo, Kini Belajar ke Jokowi

Dasco tidak menampik bahwa Jokowi kerap mengajak Prabowo untuk mendiskusikan berbagai hal.

“Kemudian beberapa yang saya tahu, bahwa diajak itu dalam rangka melihat implementasi hal-hal yang didiskusikan beberapa waktu sebelumnya. Atau kemudian melihat atau melihat evaluasi dari yang didiskusikan.”

Mengenai endorsement dari Jokowi, Dasco mengatakan, dalam beberapa hal saat bicara pilpres, bukan hanya Prabowo yang disebut-sebut oleh Jokowi.

“Kalau kami lihat ya masih terlalu dini ngomong soal endorse meng-endorse,” lanjutnya.

“Kami yang paling penting itu bagaimana kemudian Pak Prabowo menunjukkan kinerja, bagaimana Pak Prabowo bisa mengimbangi Pak Jokowi, dan bagaimana kemudian Gerindra tetap bisa turun ke bawah dan dekat pada rakyat.”

Saat Budiman Tanuredjo, pembawa acara Satu Meja The Forum, menanyakan tentang pertemuan antara Megawati dan Jokowi di Istana pada Sabtu (18/3/2023) lalu, ia mengaku bingung.

“Ini yang kita bingung, Pak Jokowi dengan Ibu Mega yang ketemu, kok kita yang ditanya.”

“Kalau tadi ditanya pertemuan Pak Jokowi dan Ibu Mega, itu kan pertemuan antara ketua umum dan kader partai, sama dengan kemudian Pak Prabowo ketemu misalnya dengan kita-kita yang di Gerindra,” tuturnya.

Saat Prabowo bertemu dengan para kader Gerindra, lanjut Dasco, suasananya pun happy atau penuh kegembiraan.

“Bicara soal bangsa dan negara, bicara soal bagaimana Indonesia ke depan, bicara bagaimana juga, ya termasuk pilpres. Kan biasanya begitu.”

“Itu (pertemuan Jokowi dan Megawati) pasti ngomong pilpres juga itu, Mas Hasto. Tapi kita enggak dikasih tahu,” ucapnya pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang juga menjadi narasumber dalam acara yang sama.

Dalam acara itu, Hasto menyebut, Megawati dan Jokowi sempat melakukan pertemuan empat mata selama dua jam di tempat khusus.

“Dua jam itu pertemuan secara khusus, empat mata, antara Ibu Mega dan Presiden Jokowi,” jelasnya.

“Dilakukan di tempat yang sangat khusus, karena ibu Mega begitu banyak pengalaman, termasuk aspek-aspek spiritual, dan itu diceritakan pada Presiden Jokowi.”

Setelah itu, pertemuan dilanjutkan selama satu jam sambil makan bersama dengan suasana yang bahagia atau happy.

Baca Juga: Kepala BIN Sebut Aura Jokowi di Prabowo, Pengamat: Dukungan Sangat Mahal, Endorse Kan Sudah Biasa

“Saya tanya pada Ibu Mega, apakah membahas capres atau cawapres, Ibu Mega selalu mengatakan, ‘Sabar’, akan ada momentum untuk mengumumkan calon presiden dan calon wakil presiden,” imbuhnya.

Sebab, kata dia, pembahasan tentang negara dan bangsa sangat kompleks, karena berbicara tentang peta geopolitik saat ini.

Diketahui Jokowi dan Megawati bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, pada Sabtu (18/3/2023) kemarin.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan tersebut untuk membahas berbagai persoalan bangsa yang sedang terjadi.

"Pertemuan kedua pemimpin membahas berbagai persoalan bangsa, termasuk membangun kesepahaman terhadap arah masa depan," kata Hasto dalam keterangan tertulis.

Hasto juga mengungkapkan kedua tokoh tersebut membicarakan agenda strategis terkait kebijakan luar negeri dan tantangan geopolitik serta bagaimana agar penguasaan ilmu pengetahuan, riset dan inovasi bisa ditingkatkan serta mewujudkan kedaulatan pangan.

Terakhir, Hasto menambahkan, bahwa pertemuan itu turut pula membahas hal yang paling krusial di tahun politik yaitu pelaksanaan Pemilu.

"Dalam pertemuan tersebut tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024," ujarnya. 


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x