Kompas TV nasional peristiwa

Kasus Cacar Monyet Bertambah, Kemenkes Sebut 6 Pasien adalah Orang dengan HIV

Kompas.tv - 23 Oktober 2023, 19:30 WIB
kasus-cacar-monyet-bertambah-kemenkes-sebut-6-pasien-adalah-orang-dengan-hiv
Ilustrasi. Kementerian Kesehatan mencatat, kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah jadi 8 orang per 22 Oktober 2023. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

"Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang paling beresiko. Kriteria penerima vaksin monkeypox adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV," jelasnya. 

Vaksinasi monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang. 

Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta yakni klinik Carlo serta puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. 

Baca Juga: Kemenkes Bantah Vaksin HPV untuk Anak SD Bisa Bikin Mandul, Manfaatnya Cegah Kanker Serviks

Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu. Adapun jenis vaksin monkeypox yang akan digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS kemasan single-dose.

Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin (Certificate of Release) dari Badan POM terbit 17 Maret 2023. 

“Stok vaksin monkeypox kita aman. Saat ini, sebanyak 991 vial vaksin monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi monkeypox yang akan mulai diberikan Oktober ini,” sebutnya. 

Sementara Guru Besar Pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, cacar monyet atau Mpox perlu diwaspadai, meski bukan lagi berstatus kedaruratan kesehatan global.

"Walaupun bukan lagi berstatus kedaruratan global, maka tentu kita tetap perlu waspada terhadap cacar monyet, sama seperti kita waspada terhadap berbagai penyakit menular lainnya," kata Tjandra di Jakarta, Senin, seperti dikutip dari Antara

Tjandra yang juga mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes mengatakan, cacar monyet adalah penyakit virus dari genus Orthopoxvirus yang terdiri atas galur (clade) I dan II.

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan Edaran dan Langkah-Langkah Pencegahan Virus Nipah

Cacar monyet pernah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 23 Juli 2022. 

Setelah hampir satu tahun penanganan intensif di dunia, kata Tjandra, per 11 Mei 2023, cacar monyet dinyatakan bukan lagi PHEIC, alias situasi darurat telah dinyatakan berakhir.

"Data terbaru dari WHO per 20 Oktober 2023 melaporkan di dunia sudah ada 91.123 kasus cacar monyet yang tersebar di 115 negara. Yang sekarang banyak beredar di dunia adalah clade IIb," tuturnya. 

Ia menerangkan, gejala umum penderita cacar monyet adalah kelainan di kulit dan mukosa yang dapat terjadi 2-4 pekan, diikuti dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, badan lemah, dan pembesaran kelenjar getah bening.

"Penularan terjadi akibat kontak langsung, baik dari orang yang sakit maupun juga dari bahan yang terkontaminasi dan mungkin juga dari binatang. Jadi ini penyakit zoonosis," ucapnya.


 




Sumber : Kompas.tv, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x