Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat: Jika Kontroversi Gibran Jadi Bacawapres Prabowo Meluas, Anies-Muhaimin Dapat Diuntungkan

Kompas.tv - 6 November 2023, 19:58 WIB
pengamat-jika-kontroversi-gibran-jadi-bacawapres-prabowo-meluas-anies-muhaimin-dapat-diuntungkan
Bakal capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka, mengangkat tangan setelah mendaftarkan diri di kantor KPU di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Tatan Syuflana)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

 

JAKARTA, KOMPAS.TV – Jika kontroversi Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapes) Prabowo Subianto meluas, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dinilai dapat diuntungkan.

Analisis tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam dialog Kompas Petang Kompas TV, Senin (6/11/2023).

“Kontroversi isu yang meluas, pertama malah akan menguntungkan pasangan Amin,” tuturnya.

Menurut Yunarto, pendukung Prabowo yang tidak bisa menerima Gibran cenderung berasal dari basis investasi elektoral Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019.

Baca Juga: Gabung dengan TKN Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro Mundur dari Deputi IV KSP

“Kecenderungan kekecewaan terbesar dari pendukung Pak Prabowo yang tidak bisa menerima Mas Gibran itu adalah basis pendukung Pak Prabowo yang berasal dari investasi elektoral 2014 dan 2019.”

“Pendukung Pak Prabowo di 2014 dan 2019 ini cenderung anti-Jokowi, karena persaingan Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” jelasnya.

Ia berpendapat, bukan tidak mungkin kekecewaaan mereka diwujudkan dalam bentuk pengalihan dukungan kepada pasangan Anies-Muhaimin.

“Bukan tidak mungkin kekecewaan itu akan kemudian bermigrasi pada pilihan kepada Anies Baswedan dan Cak Imin, sebagai simbol dari antitesa Jokowi.”

Bukan hanya pasangan Anies-Muhaimin, menurut Yunarto, tidak menutup kemungkinan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD juga memperoleh limpahan suara dari basis pemilih yang tidak setuju dengan majunya Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo.

“Di satu sisi, Mas Ganjar juga berpeluang untuk kemudian mendapatkan basis pemilih kritis yang tadinya misalnya merasa lebih yakin dengan Pak Prabowo karena isu petugas partai dari Mas Ganjar atau tidak sukanya dengan PDI Perjuangan.”

“Tapi, dengan offside-nya pilihan atau direstuinya Mas Gibran sebagai cawapres, bukan tidak mungkin itu akan membuat pemilih yang tadinya tidak ke Mas Ganjar justru kembali ke Mas Ganjar,” beber Yunarto.

Dalam dialog tersebut, dia juga menjelaskan analisisnya terkait kemungkinan putusan Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) soal putusan MK yang mengenai batas usia capres-cawapres, akan mempengaruhi elektabilitas pasangan capres-cawapres.

Ia menilai ada dua kemungkinan putusan MKMK, yakni membatalkan putusan MK atau pemberian hukuman kepada hakim yang dianggap melanggar kode etik.

“Kalau kita mendengar sepertinya tidak mutlak atau ruangnya sangat kecil untuk terjadinya pembatalan keputusan,” jelasnya.

Baca Juga: Golkar Tanggapi PDIP yang Sebut Prabowo-Gibran Cerminan Neo Orba

Namun, apa pun putusan MKMK, ia berpendapat citra negatif tentang dinasti politik dan nepotisme sudah telanjur muncul.

“Kemudian di level persepsi memang ada PR yang harus diselesaikan oleh Pak Prabowo dan Mas Gibran.”

“Semoga tidak kemudian diselesaikan dengan intervensi kekuasaan berupa mobilisasi yang kita ketahui sangat mungkin dilakukan mengingat Pak Jokowi masih menjadi presiden,” ungkapnya.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x