Kompas TV nasional rumah pemilu

Gibran Imbau Pendukungnya Tidak Gunakan Knalpot Brong saat Kampanye

Kompas.tv - 1 Januari 2024, 10:20 WIB
gibran-imbau-pendukungnya-tidak-gunakan-knalpot-brong-saat-kampanye
Cawapres Gibran Rakabuming Raka (kedua kiri), ditemani istrinya Selvi Ananda (kiri), membagikan buku dan susu kepada warga saat blusukan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Minggu (3/12/2023). (Sumber: Antara/Fauzan)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

SOLO, KOMPAS.TV - Calon wakil presiden (cawapres) RI nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengimbau para relawannya untuk tidak menggunakan knalpot brong saat melakukan kampanye.

Hal itu disampaikan Gibran setelah relawan calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, diduga menjadi korban pemukulan anggota TNI.

Putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut juga meminta warga agar tidak terpancing dengan kasus tersebut.

"Pokoknya jangan terpancing. Pokoknya yang aman semua. Kalau mau kampanye, kampanye tertib. Jangan pakai knalpot brong," kata Gibran usai mengunjungi Car Free Night (CFN), Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (1/1/2024) dini hari, dikutip Kompas.com.

Baca Juga: Relawan Ganjar Diduga Dikeroyok TNI, Mahfud MD: Harus Ditindak, Jangan Disembunyikan

Ia mengatakan kasus pemukulan itu terjadi di Kabupaten Boyolali dan menyarankan agar kasus tersebut diproses secara hukum.

"Monggo, itu yang Boyolali saja," kata Gibran.

Sebelumnya diberitakan, tujuh relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, diduga menjadi korban penganiayaan oleh anggota TNI.

Peristiwa itu terjadi di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh di Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, Sabtu (30/12/2023).

Akibatnya, lima relawan menjalani rawat jalan dan dua lainnya dirawat intensif di rumah sakit.

Baca Juga: Jenguk Relawan yang Jadi Korban Dugaan Penganiayaan Anggota TNI, Ganjar: Satu Patah Gigi

Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Para relawan tersebut dilaporkan menggunakan knalpot brong saat peristiwa terjadi, dan berujung adanya dugaan penganiayaan saat anggota melakukan olahraga voli.

Menurut Wiweko, motif sementara penganiayaan adalah kesalahpahaman.

"Informasi sementara yang diterima bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas. Karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak," jelasnya.


 



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x