Kompas TV nasional rumah pemilu

Ronny Talapessy soal Approval Rating Jokowi: Kalau Tinggi Tentu Survei 02 Juga akan Tinggi

Kompas.tv - 7 Februari 2024, 22:21 WIB
ronny-talapessy-soal-approval-rating-jokowi-kalau-tinggi-tentu-survei-02-juga-akan-tinggi
Ronny Talapessy dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (7/2/2024). (Sumber: Tangkapan layar KompasTV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ronny Talapessy selaku Direktur Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menyebut jika approval rating Joko Presiden Joko Widodo atau Jokowi tinggi, tentunya hasil survei paslon nomor urut 02 juga akan tinggi.

Hal itu disampaikan Ronny dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (7/2/2024), menjawab pertanyaan apakah dengan approval rating Presiden Jokowi yang tinggi dan pernyataan Ahok tentang kinerja Jokowi, tidak akan memengaruhi elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud.

“Logikanya sederhana. Kalau approvalnya tinggi tentunya survei dari 02 ini akan tinggi juga. Kalau kita mengacu di beberapa survei, itu stagnan di 43-44 persen,” kata Ronny dalam dialog membahas pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Ronny berpendapat apa yang diampaikan oleh Ahok sebenarnya terkait pada kapasitas seseorang yang akan memimpin bangsa ini.

Baca Juga: Luhut Singgung Pihak Sebut Jokowi Nggak Bisa Kerja: Lihat Dengan Kepalanya Ini!

“Kami juga melihat bahwa sebenarnya hal yang disampaikan itu terkait kapasitas seseorang yang harusnya punya pengalaman tidak hanya di wali kota saja ya, tapi harus punya pengalaman yang lebih karena mau mau memimpin bangsa ini.”

Dalam kesempatan itu, mantan penasehat hukum Richard Eliezer itu juga menyebut bahwa yang disampaikan oleh Ahok ini kan terkait dengan Gibran.

“Tentunya yang dikhawatirkan ke depannya adalah seorang pemimpin yang tidak punya pengalaman,” kata Ronni.

“Bagaimana dia bisa memimpin bangsa Indonesia dengan penduduk 270 juta jiwa, dan membawa bangsa ini ke depannya dengan kalau tidak punya penagalaman, itu yang dikhawatirkan.”

Ia juga menegaskan bahwa menurutnya, hal yang disampaikan Ahok maksudnya adalah Jokowi tidak bisa bekerja tanpa dukungan partai pengusung.

“Bahwa Pak Jokowi tidak bisa kerja sendiri, karena ini didukung oleh partai-partai pengusung, terutama PDI Perjuangan yang konsisten sejak tahun 2012 mengawal beliau sampai tahun 2019 dan sampai belaiu akhir periode ini.”

“Jadi buat kami, apa yang disampaikan oleh Pak Ahok publik bisa menilai bahwa yang disampaikan tentunya hal yang menjadi maukan kepada publik, agar dalam hal ini pilpres ini sangat hati-hati memilih pemimpin.”

Sebelumnya, dalam dialog yang sama, Puteri Komaruddin selaku juru bicara Tim Kampanye Nasional paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menyebut saat ini tingkat kepercayaan atau approval rating terhadap Jokowi masih di kisaran 75 hingga 80 persen.

“Approval ratingnya Pak Jokowi sendiri pada saat ini masih konsisten di angka 75 sampai 80 persen,” kata Puteri.

“Jadi alih-alih kita khawatir soal dampak statement ini, justru mungkin ada pihak-pihak yang justru harus memikirkan apakah konsekuensinya akan negatif pada elektabilitas dari paslon yang diusung.”

Sebab, kata Puteri, saat seseorang ssemakin banyak membuka borok orang lain, maka orang makin bertanya-tanya apakah tujuannya untuk menutupi borok sendiri.

“Semakin banyak kita membuka boroknya orang lain, justru orang semakin bertanya-tanya, apakah ini memang tujuannya untuk menutupi borok sendiri.”

 Diketahui, Kompas.tv memberitakan, dalam video yang tersebar di media sosial TikTok dan X, Ahok terlihat sedang berada dalam forum berbincang dengan masyarakat.

Ia kemudian melontarkan berbagai pertanyaan kepada seorang ibu yang menyatakan akan memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pada kesempatan itu, Ahok menjelaskan tak ingin memilih presiden yang tidak sehat, emosional, dan tak bisa bekerja. Dia pun khawatir jika nanti pada akhirnya Gibran yang justru naik jabatan.

Baca Juga: TKN Balas Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja: Hanya Jago Omon-Omon

"Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Tapi presiden kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?," tanya Ahok.

"Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Saya lebih tahu, makanya sebenarnya saya enggak enak bilang depan umum.”


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x