Kompas TV nasional politik

Penilaian Rocky Gerung soal Tingginya Hasil Quick Count Prabowo-Gibran hingga Ramalan Survei

Kompas.tv - 16 Februari 2024, 05:45 WIB
penilaian-rocky-gerung-soal-tingginya-hasil-quick-count-prabowo-gibran-hingga-ramalan-survei
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat menuju podium debat terakhir capres di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024) malam. (Sumber: Tangkapan layar YouTube KPU)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tingginya hasil perhitungan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam hitung cepat atau quick count dinilai tidak mewakili harapan para generasi muda. 

Pengamat Politik Rocky Gerung menilai dari tingginya suara Prabowo-Gibran ada sisi moral yang harus dibenahi.

Menurut dia, tingginya suara Prabowo-Gibran dalam hitung cepat memang dihasilkan oleh elektoral, tapi bisa dibatalkan oleh moral.

Rocky bercerita saat dirinya berbincang dengan pengemudi ojek online, sang pengemudi menjelaskan anaknya yang masuk generasi Z (Gen Z) tidak percaya dengan tingginya angka Prabowo-Gibran dari hasil hitung cepat. 

Dari cerita tersebut, Rocky mengambil kesimpulan anak-anak muda terutama Gen Z tidak terwakilkan dari tingginya suara Prabowo-Gibran, lantaran besarnya ketimpangan suara dengan dua kandidat lain. 

Baca Juga: "Exit Poll" Litbang Kompas Ungkap Pekerjaan hingga Usia Pemilih Prabowo-Gibran di Pilpres

"Jadi Gen Z itu mengganggap ada yang tidak normal dalam pemilihan. Tapi ini suara Gen Z ini berbah jika tidak kita terangkan kepada mereka, kenapa mereka gagal untuk punya harapan tentang perubahan," ujar Rocky di program spesial Rosi KompasTV, Kamis (15/2/2024) malam.

Di kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menjelaskan sejak awal dirinya sudah meramalkan Prabowo-Gibran akan mendapat suara besar. 

Hal ini tidak terlepas dari pengamatannya terkait pemilih di Pemilu 2024 yang bisa dilihat dari teori kolam suara, atau teori struktur suara.

Menurutnya pemilih di Indonesia terbagi dua, yakni pemilih puas terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan ada yang tidak puas.

Pemilih tidak puas masuk ke Capres dan Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sedangkan pemilih puas dengan Jokowi berada di Prabowo-Gibran dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca Juga: Perolehan Suara Prabowo-Gibran Unggul di "Kandang Banteng", Begini Kata Fx Rudy

"Awalnya pemilih puas Jokowi ini sama, namun pelan-pelan suara bergeser ke Prabowo lantaran PDI-P dan Ganjar banyak menyerang Jokowi," ujar Qodari. 

Ia mambahkan meningkatnya Prabowo-Gibran juga bisa dilihat dari survei tiga bulan terakhir sebelum pencoblosan. 

Hasil survei dari lembaga-lembaga  tersebut telah memberi gambaran elektabilitas Ganjar yang sebelumnya tinggi perlahan turun dan masuk ke Prabowo.

Sedangkan elektabilitas Anies-Muhaimin meningkat seiring penegasan kampanye perubahan. 

Di sisi lain jika dilihat dari survei-survei sebelumnya, pendukung Prabowo-Gibran rata-rata menengah ke bawah yang relatif tidak punya akses ke media massa. 

Baca Juga: Quick Count Tampilkan Prabowo Unggul di Kandang Banteng, Ganjar: Agak Anomali dengan Suara Saya

Para pendukung ini tidak melihat kritik yang dilayangkan kepada Jokowi dan Prabowo-Gibran, bahkan malah membuktikan kritik tersebut dengan memilih Prabowo-Gibran di hari pencoblosan. 

"Para pendukung ini diam saja mengenai kritik moral itu. Malah membuktikan kritik yang memilih 02 itu tidak bermoral pada 14 Februari kemarin," ujar Qodari. 


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x